Dbd Mulai Serang Kota
  • Post by Kota on 28 September 2009
blog-image

Dinkes Diminta Bereaksi

MOJOKERTO - Walaupun belum memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mojokerto mulai menyerang. Bahkan selama bulan Ramadan kemarin, tidak sedikit warga yang terpaksa melarikan sanak keluarganya ke puskesmas, RSUD dan rumah sakit swasta untuk mendapat perawatan.

Seperti halnya, warga yang tinggal di Kelurahan Mentikan dan Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon. Lantaran mengalami demam tinggi, bahkan trombosit tubuh mengalami penurunan mereka terpaksa menjalani perawatan intensif selama satu minggu. Keluarga Latief warga Kelurahan Mentikan misalnya, dua putra-putrinya di awal Ramadan terpaksa bergantian mendapat perawatan di Puskemas Blooto. Yakni Mufidatul Hasanah, 17 dan adiknya, Lutfi, 15.

''Setelah kakaknya keluar rumah sakit, giliran adiknya menjalani perawatan di rumah sakit yang sama," katanya.

Mengetahui jika kedua anaknya mengalami DBD menyusul setelah merasakan demam tinggi, Latief lantas memeriksakan keduanya di Puskesmas Blooto. Dari hasil pemeriksaan, dia kemudian mendapat keterangan jika kedua anaknya dinyatakan positif mengalami DBD. ''Setelah dinyatakan DBD mereka diputuskan menjalani perawatan di puskesmas,'' imbuhnya.

Dari ciri-ciri penyakit yang dialami, Latief mengaku, keduanya tidak menunjukkan keluhan yang berbeda. ''Demamnya tinggi dan trombositnya turun," terangnya.

Namun dibanding Mufidatul Husna, DBD yang dialami adiknya Lutfi lebih berat, meski sempat menjalani pemeriksaan dan perawatan di Puskemas Blooto, namun Lutfi terpaksa mendapat bantuan trombosit secara bertahap.

''Alhamdulillah sebelum Lebaran keduanya sudah pulang. Tapi dalam waktu bersamaan ada warga lain yang juga mengalami sakit DBD," jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Syamsul, warga Kelurahan Surodinawan, RT 03/01. Menjelang Lebaran lalu, Hasan Tamimi, 14 putranya juga divonis Puskemas Blooto positif DBD.

Bahkan, karena trombositnya semakin turun dan suhu badannya mengalami demam tinggi, Hasan terpaksa dirujuk ke RSI Hasanah Mojokerto. Syamsul mengatakan, dari hasil pemeriksaan dokter, kian hari trombosit anaknya semakin turun. Untuk mengembalikan trombosit, Syamsul terpaksa bolak-balik ke Surabaya untuk membeli dan mengganti trombosit yang hilang. ''Selama anak saya dirawat, kurang lebih saya sudah membeli 12 kantung trombosit," paparnya.

Kendati saat ini anakya sudah keluar rumah sakit setelah dinyatakan dokter sembuh, namun agar tidak menjalar pada warga lain Syamsul menambahkan sudah melaporkan kejadian itu pada Ketua RT dan kader Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Sebab, dalam waktu bersamaan, di lingkungan tempat tinggalnya, 3 warga lainnya juga dinyatakan mengalami DBD. ''Harapan kita laporan itu bisa ditindaklanjuti oleh PSN dan Dinkes. Sebab ini menyangkut kesehatan warga," tuturnya.

Sementara itu, Plt Kabid P2L Dinkes Kota Mojokerto, Ida Nurdiyati mengatakan, berdasarkan laporan yang ada dalam waktu dekat Dinkes segera melakukan pelacakan. Khususnya, bagi warga yang kini menjalani perawatan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit. ''Informasi itu akan kita tindaklanjuti secepatnya," terang Ida.

Tindaklanjut, jelas Ida, tentunya dengan melakukan konfirmasi dan koordinasi bersama Puskemas Induk dan pembantu. Serta kader PSN yang ada di masing-masing kelurahan. Hal itu dimaksudkan, guna mengetahui penyebab munculkan penyikit DBD atau yang menyertai. Semisal dari kondisi lingkungan, kesehatan warga serta faktor lain yang mengakibatkan serangan nyamuk aides aigepty.

''Tentu akan kita lacak ke lapangan. Baik yang sedang menjalani perawatan maupun kondisi lingkungan kesehatan warga," paparnya. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto