blog-image

MOJOKERTO - Pelaksanaan ujian nasional (Unas) SMA yang dilaksanakan kemarin masih rawan terjadinya kebocoran soal dan jawabannya. Hal ini membuat tim pengawas Unas dan tim pemantau independen terus mengawasi pelasanaannya.

Ketua Tim Pemantau Independen (TPI) Unas SMA/MA dan SMK di Kota Mojokerto Mahadiyanto menyatakan untuk tahun ini pelaksanaan Unas relatif lebih tidak tertata dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, ia belum melihat adanya peluang kecurangan Unas yang terjadi.

''Relatif tidak tertata dibandingkan dengan tahun lalu,'' katanya.

Bagaimana ini bisa terjadi? Salah satu sebabnya yakni keikutsertaan pihak perguruan tinggi negeri yang digandeng badan standardisasi nasional pendidikan (BSNP) dalam pengawasan Unas. ''Misalnya, untuk Kota Mojokerto menggandeng Unesa untuk terlibat dalam pengawasan. Namun, karena masih baru justru menjadi tidak optimal,'' kata Tiko, panggilan akrabnya.

Selama ini, pemantauan Unas dilakukan tim pemantau independen (TPI) yang dibentuk BSNP. Karena sudah bertahun-tahun, maka BSNP sudah memiliki standardisasi dan berpengalaman dalam pemantauan dan pengawasan Unas.

Namun, seiring dengan wacana untuk menjadikan hasil Unas sebagai acuan masuk perguruan tinggi negeri, maka perguruan tinggi pun dilibatkan dalam pengawasan Unas. ''Ya mungkin pengawasnya masih baru, semoga tahun depan lebih baik,'' katanya.

Sementara itu, Pengawas Perguruan Tinggi dari Unesa Abdul Rahman Syam menyatakan keikutsertaan PT dalam pengawasan Unas salah satu tujuannya untuk mengetahui sejauh mana proses pengawasan di Unas sehingga layak dijadikan acuan masuk PTN.

Lantas, bagaimana hasilnya? ''Wah, saya kira tidak bisa dilihat hanya sekali atau dua kali saja. Kita tidak ingin misalnya untuk tahun ini bagus karena diawasi langsung PTN, namun tahun berikutnya jelek lagi,'' katanya.

Karena itu, untuk Unas tahun 2009 pihak pengawas dipersilakan untuk masuk ke ruangan apabila ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, pihak lain selain pengawas ruang dan pengawas PTN ini tidak diperkenankan masuk ruang ujian.

Berbeda dengan di Kota, di Kabupaten Mojokerto, Bupati Suwandi melakukan sidak langsung ke sejumlah sekolah, baik di lingkungan Dinas Pendidikan maupun Depag. Dalam sidak tersebut, turut serta Ketua DPRD Sirodji Achmad, Ketua Dewan Pendidikan Kartono, Kakandepag Ichsanuddin, Asisten I Akhmad Jazuli, Koordinator Pengawas dari Unesa, Koordinator Tim Pengawas Independen (TPI) Yulianto.

Dalam sidak kali ini, bupati hanya meninjau sekretariat Unas di sekolah. Namun, tidak masuk ke ruang-ruang ujian. Hal ini sesuai dengan peraturan BSNP yang melarang selain siswa peserta Unas dan guru pengawas masuk ke ruang ujian.

Beberapa sekolah yang dikunjungi antara lain MA Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo, SMKN Jatirejo, SMAN Sooko, MAN Sooko, dan SMAN 1 Gedeg.

Liyanto, Kabid Dikmenum Dinas Pendidikan menyatakan Unas hari pertama tersebut berjalan lancar. Dari beberapa sekolah yang disidak, tidak ditemukan siswa yang tidak masuk mengikuti Unas. ''Sementara ini, untuk sekolah yang kita sidak tidak dijumpai siswa yang absen. Namun, untuk keseluruhan data siswa peserta Unas kita belum tahu persis berapa yang tidak masuk pada hari pertama kemarin, karena pihak sekolah belum melaporkan,'' kata Liyanto.

Pergoki Siswa Tukar Jawaban

Hari Pertama kemarin, dugaan kebocoran naskah ujian sempat mampir di SMAN 3 Kota Mojokerto. Sebelum Unas digelar, para pelajar terlihat sudah mendapatkan kertas berisi jawaban materi mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dari pantauan lapangan, sebelum masuk, para pelajar itu terlihat bergerombol dan saling bertukar lembar kertas yang diduga sebagai jawaban ujian.

Ketika sejumlah wartawan mencoba mendekat untuk melakukan pemotretan dan wawancara, ternyata beberapa pelajar dengan sigap menghindar dan memasukkan kertas ke dalam saku. ''Ada apa, kok masuk ke sini, kita mau ujian ini, tolong jangan diganggu," ujar seorang pelajar pria.

Sempat terlihat secarik kertas di tangan sejumlah pelajar bertuliskan deretan huruf abjad beserta nomor soal. Bahkan ada seorang pelajar pria terlihat sedang asyik menyalinnya ke dalam secarik kertas. Ada juga diantara mereka yang menuliskan jawaban itu ke kaki bagian kanan dan tangan bagian kiri.

Beberapa pelajar lain, juga ada yang menyalin ke telepon genggam yang diizinkan dibawa masuk ke ruang kelas saat ujian berlangsung. Dikonfirmasi hal ini, Kepala SMA Negeri 3 Kota Mojokerto, Wahyono, langsung menepis jika ada naskah Unas yang bocor sebelum dibagikan ke siswa. ''Kalian tahu sendiri, materi ujian baru kami terima pagi tadi, dengan pengawalan ketat dari kepolisian," elaknya.

Unas untuk tingkat SMA di SMA Negeri 3 Kota Mojokerto kemarin, diikuti 213 pelajar. Terdiri dari 117 pelajar jurusan IPA dan 96 pelajar jurusan IPS. Dalam ujian tersebut, pihak sekolah mematok target angka kelulusan diatas 97 persen. ''Kita optimis target itu akan terealisasi," tambah Wahyono lagi.

Di Kota Mojokerto, Unas diikuti 1.774 pelajar SMA, 74 pelajar Madrasah Aliyah dan 1.535 pelajar SMK. Semua peserta ujian dibagi menjadi 4 sub rayon dengan target kelulusan di atas 95 persen. (in/abi/yr)

Sumber : Radar Mojokerto