blog-image


Cegah Kebiasaan Ngerumpi, Libatkan Para Ibu Rumah Tangga

Tidak sedikit usaha segala bentuk kerajinan di Kota Mojokerto yang melibatkan banyak orang sebagai karyawan. Namun di Lingkungan/Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajuritkulon, perajin boneka justru yang sengaja melibatkan ibu rumah tangga. Disamping sebagai kader juga bertujuan mengurangi kebiasaan ngerumpi.

MOCH. CHARIRIS, Mojokerto

-------------------------------------------------

MEMASUKI gang sempit di Lingkungan Kauman V, Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, siang kemarin tampak sepi. Tidak ada aktivitas warga yang berarti. Bahkan rata-rata pintu rumah penduduk di kecil itu sebagian besar tertutup.

Maklum selain panasnya terik matahari, kebanyakan mereka sedang melakukan aktivitas. Baik sebagai buruh PNS atau karyawan pabrik. Tetapi kesunyian itu seakan terbalas setelah di rumah Suhardi banyak dijumpai ribuan boneka dan aksesoris boneka yeng menumpuk.

Sebagian ada yang di masukkan dalam karung-karung besar bercampur bahan-bahan boneka. Dan lainnya sengaja dipajang di sebuah toko kecil samping rumah.

Jika dilihat dari depan yang terlihat memang boneka berbagai ukuran siap jual yang terlihat. Tetapi dibalik itu, aktivitas produksi justru terlihat di ruang tamu milik Suhardi.

Di rumah milik pria berusia 51 tahun itu terdapat empat wanita dan satu pria yang sedang mengerjakan pesananan. ''Untuk yang empat perempuan itu kader kami," ujar Suhardi.

Di sebut kader, kata Suhardi karena dalam proses produksi boneka ini mereka masih dalam tahap belajar. Mereka sengaja dikenalkan lebih dulu tentang bagaimana cara memproduksi boneka yang berkualitas. Dari cara membuat hingga membentuk karakter boneka yang diinginkan. ''Memang kita tidak mereka terima langsung sebagai karyawan. Biar mengenal dan tahu cara pembuatan yang sebenarnya. Nanti kalau sudah menguasai kita suruh membuat sendiri di rumah," jelasnya.

Dia menuturkan sejak awal berdirinya usaha yang dirintis tahun 2003 lalu, bersama Royid anaknya, mereka punya keinginan mewujudkan program sosial melalui kerajinan boneka. Baik bagi lingkungan sendiri maupun warga di luar Kelurahan Kauman yang ingin tahu lebih dalam tentang boneka. ''Kebanyakan sih kadernya dari ibu rumah tangga. Ya daripada mereka hanya ngerumpi lebih baik melakukan pekerjaan yang ada manfaatnya," jelasnya.

Meski baru berjalan lima tahun lalu, tapi usaha boneka milik Suhardi terbilang banyak diminati konsumen berbagai kalangan. Dari anak-anak hingga dewasa. Bahkn tidak sedikit merima order untuk hajatan pernikahan.

Salah satunya dibuktikan dengan omzet produksi yang dihasilkan tiap bulannya. ''Rata-rata untuk berbagai jenis biasa per bulan kita bisa menjual sekitar 5.000 boneka berbagai jenis," kata Rosyid.

Rosyid sendiri adalah anak pertama Suhardi dari 3 bersaudara yang di-gadhang-gadhang bakal meneruskan usaha. Rosyid yang kini banyak mendalami berbagai model boneka menceritakan, untuk saat ini yang banyak dimintati konsumen ada empat jenis boneka.

Diantaranya dolpin, bentuk love, hewan-hewanan dan bentuk aksesoris. Walaupun dikerjakan dengan cara manual, tapi boneka yang dibuat dari sampah kain perca itu hasilnya tak kalah dengan produksi pabrikan. Bahkan karakter boneka yang ditonjolkan mampu memikat hati konsumen dengan kelembutan dan warna-warni bahan baku.

Termasuk harga jual yang terkenal murah. ''Untuk ukuran paling kecil biasa dijual Rp 1.250-Rp 2.000 per buah. Sedangkan harga termahal berkisar anatar Rp 40.000 hingga Rp 50.000," papar Rosyid yang mengaku kini sudah memiliki 20 karyawan.

Meski begitu seperti usaha kerajinan pada umumnya, kerajinan boneka satu-satunya di Mojokerto itu juga menyimpan kendala. Terutama mengenai modal yang dianggap salah satu cara untuk mengembangkan usaha.

Kendati saat ini banyak pesanan yang membanjiri, namun usaha boneka tersebut rupanya belum bisa mengembangkan sayap. Lantaran mininmya perhatian dari Pemkot Mojokerto memasok modal usaha atau sekadar pinjaman lunak.

Karena itu, agar semakin banyak ibu rumah tangga atau perempuan yang tidak memiliki pekerjaam terserap dalam kerajinan boneka, Rosyid berharap ada pihak yang mau membantu memberikan modal. Baik dari pemkot sendiri maupun pihak swasta. ''Sebenarnya selama ini kita banyak permintaan. Tapi karena terbentur modal jadi kita putuskan memproduksi seadanya," tuturnya. (yr)
Sumber : Radar Mojokerto