blog-image

Warga Prajuritkulon mendapat giliran berdialog dengan Walikota Mojokerto Selasa (3/2) malam. Dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) ini bertempat di balai Kelurahan Prajuritkulon Kecamatan Prajuritkulon.

Dalam dialog ini Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Soehartono menginformasikan program pembangunan kota Mojokerto seperti bedah rumah untuk keluarga miskin, wajib belajar pendidikan menengah 12 tahun, pembagian beras untuk keluarga miskin, peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dan persiapan Pileg serta Pilpres Tahun 2009.

Hadir dalam dialog ini Walikota, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala BPM, Kepala Dishubkominfo, Camat Prajuritkulon, Lurah Prajuritkulon, Ketua RT/RW serta tokoh masyarakat setempat, dengan narasumber Drs. Ec. H. Sutikno Kepala Dispenda Kota Mojokerto.
Pemkot melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) mengadakan bedah rumah. Di Kecamatan Prajuritkulon mendapat jatah 88 rumah yang akan dibedah, Kelurahan Prajuritkulon akan mendapat sekitar 16 rumah/KK. Jumlah anggaran per rumah sebesar Rp. 7,5 juta. Sedangkan raskin di kota Mojokerto akan tetap ada, sekitar bulan April 2009.

Menurut walikota, kota Mojokerto yang terkenal dengan produk sepatu harus bisa dikembangkan hingga luar kota atau pulau. Namun ketersediaan lahan di by pass yang rencananya untuk home industry dinilainya kurang pas “Namanya saja home industry jadi harusnya ya di rumah, sambil mengerjakan tugas rumah,” katanya. Untuk mengembangkan produk, kita boleh meniru model, tapi jangan sampai meniru merk, lanjutnya.

Sementara itu Walikota juga menyampaikan tentang Jam Belajar yang telah dicanangkan di Kelurahan Pulorejo beberapa waktu lalu. Ia berharap bisa ditiru oleh Kelurahan lain. “Pendidikan adalah investasi masa depan. Ini adalah tanggung jawab pemerintah dan orang tua. Untuk itu sifat handarbeni harus dimiliki,” katanya.

Hamin Tohari warga Prajuritkulon mengusulkan adanya fogging untuk memberantas nyamuk, namun Walikota menolak untuk fogging karena di kota Mojokerto sudah memiliki program pemberantasan sarang nyamuk yang dilaksanakan tiap Jum’at dengan membersihkan bak mandi, serta ada kader jumantik yang bertugas memeriksa jentik-jentik, untuk itu cara ini dianggap cukup efisien untuk mencegah timbulnya penyakit demam berdarah. (Rr-Humas)