blog-image

Kota Mojokerto - Biasanya mendongeng dilakukan oleh para Ibu untuk menina bobokan anaknya. Namun kali ini sejumlah siswa SD/TK yang mendongeng. Dalam sebuah lomba story telling yang digelar Subdin Perpustakaan Dinas Infokom Kota Mojokerto, Selasa (26/8) di Pendopo Graha Praja Wijaya siswa-siswa tingkat SD/MI se Kota Mojokerto menunjukkan kebolehannya dalam bercerita. Melihat dan mendengar bocah-bocah mendongeng terlihat sangat menarik dan membanggakan. Apalagi, beberapa cerita yang dibawakan merupakan cerita rakyat atau legenda seperti Malin Kundang, Legenda Batu Menangis, Keong Emas yang bisa dipetik hikmahnya oleh generasi muda. Ditambah dengan aksi panggung serta alat peraga, aksesoris, serta pernak-pernik seperti boneka, tongkat sihir, siswa-siswi terlihat antusias.Acara dibuka oleh Asisten Administrasi Umum dan Pembangunan, Drs. Budiman Sudijono, MM. Dalam sambutannya mengatakan, “Lomba ini sangat bagus untuk menumbuhkan kebiasaan membaca di lingkungan sekolah. Karena saat ini pengaruh televisi begitu besar, terutama di saat jam belajar.”  Lebih lanjut dikatakan Asisten II ini, “Buku cerita seperti legenda sudah banyak disediakan baik di perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum. Namun sekarang dengan adanya televisi, cerita seperti Andhe-andhe Lumut, si Kancil sudah mulai langka, kalah dengan cerita dari luar negeri seperti Harry Potter”.“Dengan lomba ini diharapkan dapat membangkitkan cinta budaya lokal, rasa kebangsaan serta nasionalisme anak-anak,” pesan Asisten. Sementara Kasubdin Perpustakaan, Dra. Kasih, MSi mengatakan, ”Lewat cerita, anak-anak bisa menjadi ’orang lain’, atau menjadi dirinya dalam dunia yang lain, yang berbeda dengan dunia yang dialaminya.” Dan dengan digelarnya menurutnya lomba ini juga bisa menjadi tolak ukur sampai sejauh mana siswa bisa mengingat apa yang telah dibaca dari buku-buku crita.”Lomba yang diikuti sejumlah 29 siswa-siswi tingkat SD/TK ini dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Sujarwo, S.Sos, Msi dan Sri Rahayu Pustakawan dari Badan Perpustakaan Propinsi serta Sri Rahayu dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Adapun penilaian dilihat dari penampilan peserta dalam mendongeng, teknik bercerita serta improvisasi dan imajinasi. (Rr-Humas)