Kota Miskin Wisata
- Post by Kota on 06 August 2008
MOJOKERTO - Rombongan finalis Gus dan Yuk Kota Mojokerto 2008 kemarin mengunjungi dapur redaksi Radar Mojokerto. Mereka ingin mengetahui lebih banyak soal seluk-beluk yang berhubungan dengan koran. Pada acara itu, juga hadir pioner perajin perahu pinishi asal Mojokerto, Djauhari.
Para peserta antusias untuk menanyakan beragam hal seputar pariwisata di Kota Mojokerto. Bagus, salah satunya menanyakan bagaimana komitmen Radar Mojokerto terhadap pariwisata di Kota Mojokerto. ''Sejauh ini, apa yang dilakukan pers, yakni Radar Mojokerto terhadap pariwisata di Kota Mojokerto?'' tanya finalis Gus No 10 ini.
Direktur Radar Mojokerto A. Choliq Baya menyatakan, selama ini pemberitaan yang dilakukan Radar Mojokerto secara langsung maupun tidak langsung kerap mempromosikan keberadaan objek-objek wisata di Mojokerto. ''Namun, karena wilayah edar kita tidak hanya Kota Mojokerto, maka yang kita beritakan tidak hanya Kota Mojokerto. Tetapi, juga Jombang dan Kabupaten Mojokerto,'' jelasnya.
Selain mempromosikan, kata Choliq, Radar Mojokerto juga kerap memberikan kritik yang membangun terhadap pariwisata di Kota Mojokerto. Misalnya, terkait Tirta Suam mangkrak, atau Jogging Track Mojokerto (JTM), serta Pusat Makan JTM yang terpuruk. ''Hampir semua tulisan saya mengkritik perhatian pemerintah Kota Mojokerto yang minim terhadap pariwisatanya. Kota Mojokerto itu miskin wisata,'' kata Choliq lagi.
Justru, lanjutnya, hal ini menjadi tantangan bagi para finalis Gus dan Yuk Kota Mojokerto untuk mempromosikan pariwisata di kota yang terpuruk tersebut. ''Ini tantangan bagi Anda semua, dengan penampilan yang elegan, Anda harus bisa mempromosikan Kota Mojokerto, agar menjadi daya tarik tersendiri,'' ujarnya.
Selain mengikuti pembekalan tersebut, para finalis juga diajak mengunjungi kantor redaksi Radar Mojokerto. Mereka melihat langsung proses penerbitan, mulai proses penulisan sampai layout.
Sekadar mengingatkan, pemilihan Gus dan Yuk 2008 ini digelar Bagian Perekonomian Pemkot Mojokerto bekerja sama dengan Radar Mojokerto dan Ikatan Gus dan Yuk. Sebagai pendukung, antara lain Telkomsel, Tirto Agung Motor, Excellent 64 dan produknya Din Din, butik Nurani dan lainnya. (in/yr)
Para peserta antusias untuk menanyakan beragam hal seputar pariwisata di Kota Mojokerto. Bagus, salah satunya menanyakan bagaimana komitmen Radar Mojokerto terhadap pariwisata di Kota Mojokerto. ''Sejauh ini, apa yang dilakukan pers, yakni Radar Mojokerto terhadap pariwisata di Kota Mojokerto?'' tanya finalis Gus No 10 ini.
Direktur Radar Mojokerto A. Choliq Baya menyatakan, selama ini pemberitaan yang dilakukan Radar Mojokerto secara langsung maupun tidak langsung kerap mempromosikan keberadaan objek-objek wisata di Mojokerto. ''Namun, karena wilayah edar kita tidak hanya Kota Mojokerto, maka yang kita beritakan tidak hanya Kota Mojokerto. Tetapi, juga Jombang dan Kabupaten Mojokerto,'' jelasnya.
Selain mempromosikan, kata Choliq, Radar Mojokerto juga kerap memberikan kritik yang membangun terhadap pariwisata di Kota Mojokerto. Misalnya, terkait Tirta Suam mangkrak, atau Jogging Track Mojokerto (JTM), serta Pusat Makan JTM yang terpuruk. ''Hampir semua tulisan saya mengkritik perhatian pemerintah Kota Mojokerto yang minim terhadap pariwisatanya. Kota Mojokerto itu miskin wisata,'' kata Choliq lagi.
Justru, lanjutnya, hal ini menjadi tantangan bagi para finalis Gus dan Yuk Kota Mojokerto untuk mempromosikan pariwisata di kota yang terpuruk tersebut. ''Ini tantangan bagi Anda semua, dengan penampilan yang elegan, Anda harus bisa mempromosikan Kota Mojokerto, agar menjadi daya tarik tersendiri,'' ujarnya.
Selain mengikuti pembekalan tersebut, para finalis juga diajak mengunjungi kantor redaksi Radar Mojokerto. Mereka melihat langsung proses penerbitan, mulai proses penulisan sampai layout.
Sekadar mengingatkan, pemilihan Gus dan Yuk 2008 ini digelar Bagian Perekonomian Pemkot Mojokerto bekerja sama dengan Radar Mojokerto dan Ikatan Gus dan Yuk. Sebagai pendukung, antara lain Telkomsel, Tirto Agung Motor, Excellent 64 dan produknya Din Din, butik Nurani dan lainnya. (in/yr)
Sumber : Radar Mojokerto