blog-image

Kota Mojokerto - Banyaknya seniman tradisional yang mulai redup di kota Mojokerto saat ini menarik perhatian pemerintah kota Mojokerto untuk mengadakan pembinaan terhadap peminat kesenian tradisional agar bisa bangkit lagi.

Bagian Perekonomian Setda Kota Mojokerto menyelenggarakan pembinaan peminat kesenian tradisional yang bertempat di Hotel Surya Selasa (24/6). Acara ini dihadiri oleh sejumlah seniman dari beberbagai instansi dan disiplin seni budaya.

Dalam pembukaan sambutannya Walikota Mojokerto, Ir. H. Abdul Gani Suhartono, MM memberikan seuntai tilikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran dan semangat para seniman untuk lebih berkarya. “Berbicara kesenian tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Kesenian tradisional bukanlah ketinggalan zaman, justru di luar negeri sering ditampilkan, oleh karena itu juga jangan hanya mengadosi kesenian luar negeri,” paparnya.

Lebih lanjut Walikota menjelaskan “Kita tidak boleh malu menampilkan kesenian tradisional, justru kita harus malu kalau menjiplak dan menampilkan kesenian orang lain. Harapan saya pelaku seni bisa kreatif, memunculkan inovasi-inovasi baru, jangan monoton sesuai perkembangan zaman, dan jangan meninggalkan kode etik kesenian tradisional.”

Narasumber dalam pembinaan ini adalah Heri “Lentho” Prasetyi Ketua I Dewan Kesenian Jawa Timur yang memberikan materi Mencari Organisasi Kesenian Ideal, serta Henri Nurcahyo, Direktur Lembaga Ekologi Budaya Sidoarjo, yang mengupas  Manajemen Produksi dan Pemasaran Seni. Sebagai moderator dalam acara ini Drs. H. Eko Edy Susanti, MSi pimpinan Ludruk Karya Budaya Kota Mojokerto.

Pada seisi dialog seorang seniwati macapat “Among Tani Mojopahit”, Sudarwati, melontarkan pertanyaan mengenai tradisi macapat yang kian terpencil dan tidak mendapat perhatian. “Ini ironi, seharusnya ada tindakan konkret plus taktis. Bagaimana dengan generasi muda, tidak berminat atau tidak menghiraukannya,” kata Sudarwati.

Sementara Wisik Widyasuti dari Paguyuban Peminat Seni Tradisi SMPN 1 Kota Mojokerto menanyakan dukungan dana dari Pemkot apabila paguyuban tersebut mendapat undangan pentas ke luar kota.

Dari Sanggar Santra Laksita, Elyta Dimawan, saat ini tengah menyiapkan pentas ludruk anak dan wayang suket. Ia juga merasakan adanya krisis dukungan dari banyak pihak terhadap seni tradisi. Oleh karena itu perlu adanya terobosan pada seni non tradisi seperti modern dance, acting course, dan entertainment school. (Rr, AH-Humas)