blog-image

Masih dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-100 Tahun 2008, Dinas Infokom Kota Mojokerto menyelenggarakan sarasehan renungan Hari Kebangkitan Nasional di Hotel Surya, Kamis (12/6).

Acara dibuka oleh Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Suhartono. Dalam sambutannya Walikota mengaku bangga dengan adanya sarasehan ini, karena kebangkitan berarti menggugah diri sendiri. “Setiap tahun kita memperingati Harkitnas oleh karena itu rasa nasionalisme perlu dirintis. Mari kita sebagai bangsa yang bermartabat untuk mengisi kemerdekaan dengan kebangkitan, ini perlu dicamkan karena bangkit adalah emosional maju dan punya peradaban,“ tegas Walikota.

Tema dalam sarasehan ini adalah: Renungan 100 Tahun Kebangkitan Nasional: Aktualisasi Semangat Kebangkitan Nasional dalam Mewujudkan Kehidupan Demokrasi yang Mencerminkan Jati Diri yang Bermartabat. “Dengan tema yang bagus tersebut warga kota Mojokerto dan kita semua harus pupuk persatuan, kegotongroyongan, saya tidak rela kalau Indonesia ke depan terpecah, Indonesia ke depan harus jaya seperti Indonesia Raya bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, kalau bangunlah badannya kesejahteraan rakyat harus dipikirkan, kota Mojokerto kecil kotanya tetapi tidak boleh kecil semangatnya yaitu rasa nasionalisme dikumandangkan terus sehingga Indonesia maju dan jaya.

Sementara Drs. H. Moch. Fauzie, BE Kepala Dinas Infokom Kota Mojokerto selaku Ketua Penyelenggara dalam laporannya mengatakan sarasehan ini dihadiri oleh Muspida, Kepala Dinas/Instansi/Bagian, dan diikuti sekitar 200 orang terdiri dari: unsur-unsur dari pemerintah, ormas, organisasi wanita, organisasi keagamaan, partai politik, Lembaga Pemilu, Lembaga Pendidikan, POLRI, TNI di wilayah Kota Mojokerto. Nara sumber dalam sarasehan ini Suko Widodo Dosen FISIP Universitas Airlangga Surabaya.

Adapun tujuan dari sarasehan tersebut adalah memantapkan semangat berdemokrasi dalam kerangka persatuan dan kesatuan menghadapi tantangan dan ancaman disintegrasi bangsa Indonesia, menanamkan kebersamaan dalam kehidupan yang demokratis dengan sasaran mantapnya semangat berdemokrasi dalam kerangka persatuan, kesatuan menghadapi tantangan dan ancaman disintegrasi bangsa Indonesia dan tertanamnya kebersamaan dalam kehidupan yang demokratis.

Fauzie berharap dengan kegiatan sarasehan ini dapat memberi manfaat dan membantu memasyarakatkan nilai-nilai wawasan kebangsaan kepada elemen-elemen masyarakat dan sekaligus menambah wawasan tentang hakekat pembangunan bangsa dan watak bangsa yang tengah dilakukan dewasa ini demi tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan tujuan pendiri negara.

Dalam sarasehan ini dibuka sesi dialog yang dipandu oleh Asisten Administrasi Umum dan Pembangunan, Drs. Budiman Sudijono, MM.

Peserta menerima penjelasan dari nara sumber Suko Widodo mengenai membangun Indonesia kompak. “Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan antara lain dengan merenung perjalanan kembali bangsa selama 100 tahun, introspeksi untuk menemukan solusi, rekontruksi menjadi bangsa yang mandiri, tidak ada perbedaan dan perlu pemantapan komunikasi, apabila komunikasi pimpinan mengalami goncangan maka yang berada di bawah akan berimbas lebih besar. Yang tidak kalah penting rasa nasionalisme juga perlu diterapkan sejak anak-anak,”  jelas Suko. (Rr, Yuk-Humas)