blog-image


Tunggakan Askeskin tahun 2007 di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto masih mencapai Rp 1,5 miliar. Akibatnya, pihak rumah sakit mengaku kelimpungan untuk membayar biaya obat-obatan dan operasional.

"Sampai awal Maret ini, tunggakan Askeskin tahun 2007 lalu mencapai Rp 1,5 miliar yang belum dibayar PT Askes," jelas Kepala Bapelkes RSUD dr Suprijono Wirjosoemarto.

Diakui Suprijono, hal ini cukup memberatkan. Alasannya, biaya operasional rumah sakit tidak bisa ditunda-tunda pembayarannya. Mulai honor pegawai sampai keperluan makanan pasien, serta yang paling banyak untuk obat-obatan. "Terutama obat-obatan pengeluarannya paling banyak," ujarnya.

Memang, ada beberapa perusahaan farmasi tertentu yang bisa membayar belakang, setelah obat diterima. Namun, itu pun harus segera dilunasi, apabila membutuhkan obat lagi. "Bisa bayar belakang, tapi untuk ambil obat lagi, harus lunas dulu," ungkapnya.

Apalagi, kata Suprijono, kini tunggakan tersebut sudah lewat tahun. Sehingga, segala utang kepada perusahaan farmasi juga sudah harus dibayarkan.

Harapan Suprijono memang ada pada APBD 2008 Kota Mojokerto. Yakni, adanya anggaran sebesar Rp 750 ribu untuk biaya kesehatan keluarga miskin. Namun, katanya anggaran tersebut belum bisa dicairkan pada awal tahun seperti ini. Umumnya, baru bisa terlaksana pada bulan April.

Lantas, dengan dana apa akhirnya RSUD melunasi utang-utang tersebut? Suprijono mengaku hanya mengandalkan pasien non-Askeskin untuk membiayai kebutuhan yang ada. Istilahnya, menggunakan subsidi silang. "Pasien non-Askeskin kan membayar tunai. Ya, dana itu yang kita putar untuk biaya operasional," paparnya.

Meskipun sudah bulan Maret 2008, Suprijono optimistis PT Askes akan melunasi tunggakannya. Ini karena, persoalan keterlambatan pembayaran klaim Askeskin ini tidak hanya menjadi persoalan Kota Mojokerto saja, tetapi sudah menjadi persoalan nasional. "Pasti dibayar, hanya waktunya kapan, itu yang kita tidak tahu," ujar dia. (in/nk)

Sumber         :         Radar Mojokerto