Perajin Sepatu Menjerit
  • Post by kota on 03 March 2008
blog-image


Harga Bahan Baku Naik
Perajin alas sepatu di Kota Mojokerto kian menjerit. Hal ini terjadi karena, harga bahan dasar sandal sepatu yang naik hingga 20 persen sejak satu bulan terakhir. Akibatnya, produksi para perajin berjalan stagnan.

Ironisnya, usaha mereka terancam gulung tikar. Karena penghasilan yang diperoleh perajin tidak sebanding dengan pembelian bahan baku. "Untuk sementara kita hanya mengandalkan pesanan yang nilai produksinya masih bisa dicapai," ujar Emru Suhadak, salah satu perajin sepatu yang tinggal di Jl Brawijaya, Kota Mojokerto.

Menurutnya, tingginya bahan dasar sandal sepatu itu berlaku bagi keseluruhan bahan. Terutama harga lem (perekat, Red), bahan mitasi, sol sepatu dan aksesoris. Dampaknya, produksi perajin tidak sesuai dengan target yang dicapai. "Harusnya bisa menjadi 20 pasang, kini menjadi 10-15 pasang," ujar Emru Suhadak.

Ketua Koperasi Sandal-Sepatu Kota Mojokerto "Margo Mulyo" Anik Nurtiana mengatakan, peningkatan harga bahan dasar yang terlalu tinggi itu membuat para perajin kelimpungan. Terutama mengenai penjualan hasil produksi. "Dengan kenaikan harga bahan, tidak ada yang bisa dilakukan oleh perajin. Karena kami tidak dapat menaikkan harga terlalu banyak," kata Anik Nurtiana.

Lalu, dia mencontohkan penjualan di sentral sepatu Trowulan. Sejak kenaikan harga bahan, anggota Koperasi Margo Mulyo yang berjumlah 50 anggota, penjualannya cenderung menurun. Bahkan, mencapai kerugian. "Sampai sekarang belum ada solusi. Untuk sementara yang kita lakukan hanya bertahan, walaupun terkadang merugi," jelas perempuan asal Magetan ini.

Anik Nurtiana menjelaskan, salah satu langkah untuk menanggulangi kerugian adalah dengan cara menjual hasil produksi menggunakan sistem ritel. "Kenyataannya, sistem grosir yang selama ini berjalan, kini terhenti. Karena itu, jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah, penjualan dengan sistem ritel," ungkap Anik Nurtiana.

Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Mojokerto Bagus Wahyu Subroto mengungkapkan, meskipun pihaknya sudah mendengar kenaikan harga bahan dasar sepatu. Namun, sampai saat ini pihaknya belum bisa memberikan langkah solutif kepada para perajin. Karena tidak adanya anggaran bagi UKM sandal-sepatu. "Untuk tahun ini belum ada anggaran yang diperuntukkan bagi UKM sandal-sepatu. Karena itu, kami masih sulit memberikan solusi bagi perajin," kata Bagus Wahyu. Meskipun demikian, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan koperasi sandal sepatu untuk mencari terobosan. Yakni wacana mendirikan sebuah toko bahan dasar sandal-sepatu yang dikelola sendiri oleh anggota koperasi. "Untuk waktu realisasinya, kita masih menunggu tersedianya anggaran," jelas Bagus Wahyu. (ris/nk)

Sumber : Radar Mojokerto