Usai Imlek, Rayakan Cap Go Meh
  • Post by kota on 22 February 2008
blog-image


Perayaan Cap Go Meh menandai usainya Perayaan Tahun Bari Imlek kemarin dilakukan oleh umat Tionghoa. Ritual ini dinilai sebagai upaya untuk membuang sial bagi umat Tionghoa yang pada tahun tikus tanah ini dinilai kurang beruntung.

"Tapi bukan berarti mereka yang beruntung tidak boleh merayakan Cap Go Meh," kata Fendy Hariyanto, salah satu Ketua Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong Mojokerto.

Ibarat orang Jawa, Cap Go Meh merupakan upacara ruwatan. Harapannya, selama setahun ke depan selama tahun tikus tanah ini, warga Tionghoa tidak terkena kesialan, baik dalam berusaha, berkeluarga maupun kehidupan social lainnya.

Untuk pelaksanaannya, Perayaan Cap Go Meh kali ini di Mojokerto memang tidak semeriah peringatan Tahun Baru Imlek pada 7 Februari lalu. Tidak ada atraksi barongsai dan leang leong keliling di jalan-jalan protokol kota. Cap Go Meh cukup dirayakan di lokasi klenteng itu saja dengan melangsungkan sembahyang bagi penganut Tionghoa.

Kegiatan sembahyangan ini, kata Fendy, dilakukan kemarin petang pukul 18.00. Pada kegiatan ini, para umat Tionghoa juga menyediakan beragam sesaji seperti buah-buahan dan makanan lainnya.

Tak pelak banyaknya warga Tionghoa yang datang ke Klenteng yang berlokasi di Jl PB Sudirman No 1 ini membawa keberuntungan bagi tukang becak dan penjaja makanan yang ada di sekitar lokasi. Terbukti, sejak pagi kawasan perempatan ini ramai dan menyebabkan kemacetan, karena menumpuknya tukang becak dan PKL di depan pintu gerbang klenteng. (in/rif)

Sumber       :    Radar  Mojokerto