Sebulan Tiga Pasien Baru
  • Post by kota on 05 February 2008
blog-image

 Temuan Kasus HIV/AIDS di Mojokerto
MOJOKERTO - Jumlah penderita HIV/AIDS di Mojokerto semakin banyak saja. Terbukti, dalam satu bulan Januari 2008 ini saja tercatat ada 3 pasien baru penderita HIV/AIDS.

Hal ini ditegaskan oleh Kasubdin Pencegahan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto drg Sri Mudjiwati kemarin. "Ada penambahan penderita HIV/AIDS tiga orang," kata Mudjiwati.

Dikatakannya, penambahan pasien HIV/AIDS tersebut didapatkan dari klinik VCT yang ada di RSUD Surodinawan. Mereka semuanya tidak berasal dari Kota Mojokerto. Tetapi memeriksakan diri di klinik VCT. Dua berasal dari Jombang, dan satu lagi berasal dari Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Penderita termuda seorang waria berusia 20 tahun dan tertua adalah seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun.

"Ketiga penderita tertular penyakit mematikan tersebut dengan cara berbeda. Dua penderita tertular dari hubungan seks bebas dan satu lagi melalui jarum suntik narkoba," ungkap Erlita, konselor VCT RSUD Surodinawan Kota Mojokerto yang mendampingi drg Mudjiwati kemarin.

Dengan pertambahan ini, tercatat hingga awal februari 2008 ini tercatat jumlah penderita HIV/AIDS akumulatif di Mojokerto sebanyak 72 orang. Dari jumlah ini 17 di antaranya sudah meninggal dunia. Jumlah ini sebanyak 47 penderita didapatkan dari VCT, 5 penderita dari laporan rumah sakit atau UTD PMI, sisanya di peroleh dari angka kesakitan di kelompok resiko tinggi sejumlah 20 penderita. Penderita paling tinggi rata- rata berusia 25-44 tahun. Dan lainnya usia 15-24 tahun.

"Penderita HIV didominasi oleh waria dan ibu rumah tangga. Mereka tertular dari pasangannya," jelas Mudji.

Ditambahkan Mudjiwati, semakin banyaknya terungkap kasus HIV/AIDS menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat juga sudah cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, peran pemerintah juga tidak bisa dipandang remeh dengan mendirikan klinik VCT ini, selain itu juga melakukan penyuluhan kepada kelompok-kelompok berisiko tinggi.

"Tidak hanya karena kesadaran dari penderita. Tapi juga karena usaha pemerintah dalam melakukan berbagai sosialisasi penyuluhan yang diadakan setiap tiga bulan sekali," tukasnya lagi.

Kepedulian pemerintah ini, lanjutnya, dibuktikan dengan dibukanya klinik VCT (Voluntary counseling and testing) RSU dr Wahidin Sudiro Husodo Jl Raya Surodinawan Kota Mojokerto sejak akhir Desember 2006 lalu. Klinik VCT ini merupakan lembaga yang bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. VCT ini juga sebagai tempat konseling dan tes HIV secara sukarela dan rahasia. "Setiap pasien yang datang ke VCT untuk berobat dan konsultasi seputar HIV yang menimpanya. Hasilnya akan kami rahasiakan. Ini merupakan salah satu strategi dari klinik ini guna menarik minat penderita HIV untuk peduli dengan penyakitnya," ujarnya. (in/yr)

Sumber      :      Radar Mojokerto