Kota Masih Diancam Banjir
  • Post by kota on 04 February 2008
blog-image


KOTA Mojokerto masih belum aman dari ancaman banjir. Itu diketahui dari tingginya frekuensi hujan yang tak jarang mengguyur Kota Onde-onde ini. Apalagi, kondisi sejumlah sungai yang mengalami pendangkalan.

Kondisi Kali Sadar misalnya. Sungai yang membelah wilayah kota ini juga mulai dipenuhi eceng gondok. Demikian pula dengan sampah warga yang sebagian besar masih dibuang ke sungai.

Semua itu akibat minimnya kesadaran warga pada lingkungannya. Utamanya kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai. "Semua itu sangat berpotensi menyebabkan banjir di wilayah kota saat hujan deras mengguyur selama beberapa jam," ungkap Satrijo Wiweko, aktivis LSM Sahabat Lingkungan.

Menurutnya, tipologi sungai ada dua macam. Yakni sungai pembuangan dan sungai pembawa. Sungai pembuangan semakin jauh semakin lebar, hingga tidak terlalu berbahaya bila digunakan untuk membuang sampah. Sementara sungai pembawa kondisinya semakin jauh semakin sempit. Karena memang airnya digunakan untuk beragam kebutuhan semisal mengairi areal persawahan. Juga untuk memenuhi berbagai kebutuhan penduduk lainnya.

"Sungai tipe ini sangat berbahaya bila digunakan membuang sampah," ulasnya. Karena akan menghambat aliran sungai hingga sangat mudah memicu luapan air sungai ke pemukiman penduduk.

Terlepas dari apapun tipe Kali Sadar, yang jelas bila pada daerah aliran sungainya dipenuhi eceng gondok dan sampah, potensi banjir di bantarannya sangat tinggi saat hujan deras. Sebagaimana yang terjadi pada Rabu (26/2). Karena hujan mengguyur seharian aur sungai naik. Sehingga sejumlah pemukiman di lingkungan/Kelurahan Meri sempat tergenangi air. Demikian pula areal persawahan dan jalan-jalan Kelurahan di lingkungan Gunung Anyar Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari.

Apalagi, akibat hujan siang hingga malam hari Sabtu (2/2) saja sejumlah areal persawahan di lingkungan Gunung Anyar sudah kembali tergenangi air. (jif/yr)

Sumber        :     Radar Mojokerto