Satpol Garuk Pkl, Pengamen Dan Gepeng
  • Post by Kota on 19 January 2008
blog-image


MOJOKERTO - Satpol PP Kota Mojokerto kemarin menggelar razia penertiban PKL dan "orang pinggiran" di sejumlah jalan Kota Mojokerto. Razia yang digelar rutin ini berhasil menggaruk puluhan pengamen, gelandangan dan pengemis (gepeng) serta sejumlah PKL yang dinilai melanggar ketertiban.

Setidaknya ada tiga titik sasaran yang dibidik satpol PP. Yaitu sepanjang Jl Residen Pamudji, Jl Mojopahit dan perempatan Jl Gajah Mada. Lokasi-lokasi itu oleh satpol ditengarai sebagai ajang mangkal para PKL, pengamen dan gepeng. Karena tak ingin operasinya terendus, satpol memilih pukul 08.30, saat jam kerja sedang berlangsung.

Di Jl Residen Pamudji, petugas mendapati jejeran pedagang sepanjang area larangan. Tanpa kesulitan, petugas menjaring satu per satu pedagang jalanan itu. Rombong dan tempat berjualan diamankan, sementara pedagangnya didata. Sedikitnya delapan rombong tempat dagang buah-buahan dan ikan hias diamankan diangkut ke kantor satpol. Penertiban PKL ini berlanjut di Jl Mojopahit yang berhasil mengamankan lima buah kotak jual beli perhiasan emas.

Sementara di perempatan Jl Gajah Mada, petugas satpol giliran membidik pengamen dan gepeng yang biasa beroperasi saat lampu merah menyala. Petugas berhasil menjaring 5 orang gepeng dan 13 pengamen. Setelah digaruk, lima gepeng yang terdiri dari dua orang tua, dua orang ibu dan satu balita ini diserahkan ke Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) untuk dibina.

Sedangkan 15 pengamen, dilimpahkan ke Polresta Mojokerto. "Para pengamen yang kita tengarai identitasnya tak jelas ini kita limpahkan ke Polresta, karena mereka memang kerap meresahkan pengguna jalan," kata Kasi Ops Satpol PP Kota Mojokerto, Kadiran. Menurutnya, para pengamen ini berasal dari daerah lain dan biasa memanfaatkan perempatan jalan di Kota Mojokerto untuk mengais penghasilan.

Kepala Satpol PP Kota Mojokerto, Happy Dwi Prastawan mengatakan operasi penertiban gepeng, pengamen dan PKL rutin digelar dan menjadi prioritas. "Ada kekhawatiran jumlah mereka berkembang dan kian menambah masalah," katanya.

Sementara itu, Wiyono, salah satu pedagang yang kena razia menyesalkan langkah satpol PP yang hanya menggusur tanpa memberikan solusi. "Yang paling penting diarahkan atau ditempatkan di lokasi lain, kami kan juga bekerja," katanya. Dia setuju jika yang dirazia gepeng atau pengamen yang meresahkan, namun kalau PKL perlu solusi lanjutan. (yr)

Sumber        :       Radar Mojokerto