Minyak Goreng Tembus Rp 10 Ribu
  • Post by Kota on 21 January 2008
blog-image

 

Harga minyak goreng semakin melambung. Sejumlah pedagang eceran di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto mulai menjual Rp 10 ribu per kilogram. Padahal, pekan kemarin harga per kilogramnya masih berkisar Rp 9.200 hingga Rp 9.400.

Endang, salah satu pedagang di Pasar Tanjung mengatakan, untuk eceran, dirinya kini memang menjual Rp 10 ribu per kilogram. Karena harga kulakannya selalu naik. "Harga itu sudah hampir seminggu. Karena memang kulakannya Rp 9.800 per kilogram," ungkap dia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh pedagang lainnya. "Kita jual eceran Rp 10 ribu per kilogram sudah sejak tiga hari lalu," ujar pedagang yang berjualan di depan Pasar Tanjung seraya me-wanti-wanti agar namanya tidak dikorankan. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi kenaikan harga di tingkat agen. "Kenaikan terus terjadi setiap hari. Mungkin esok atau lusa juga akan naik lagi," paparnya.

Fatkhur Rozy, salah satu agen minyak goreng di Kelurahan/Kecamatan Magersari mengungkapkan, harga minyak goreng memang terus berubah. "Perubahan harganya terjadi setiap hari," ujarnya.

Harga tertinggi di tingkat agen menembus Rp 9.800 per kilogram. "Tapi, itu tiga hari yang lalu," urainya. Saat ini, harga sudah mulai turun kembali. "Hari ini per kilogramnya Rp Rp 9.450," jelasnya. Sebelumnya, harga minyak goreng per kilogram dijual Rp 9.600.

Meskipun mengalami penurunan harga minyak, kemungkinan tidak akan kembali pada posisi normal. Seharga Rp 8.800 per kilogram sebagaimana harga minyak goreng sebulan yang lalu. "Seminggu ini harganya berubah terus antara Rp 9.400 hingga Rp 9.600. Tapi, tidak tertutup kemungkinan nantinya kembali naik menjadi Rp 9.800, bahkan lebih," ulasnya.

Sejumlah ibu rumah mengaku kesal dengan kenaikan harga tersebut. Selain karena diiringi kenaikan harga sejumlah kebutuhan lainnya, juga karena tidak adanya tambahan pendapatan dari keluarga. "Harga semua kebutuhan sudah naik, sementara isu kenaikan gaji suami saja belum ada. Kita jadi semakin susah mengatur uang belanja," gerutu Dian, warga Kelurahan Meri, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. (jif/nk)

Sumber        :      Radar Mojokerto