Hanya Panic Buying
  • Post by Kota on 14 January 2008
blog-image

Terkait Kelangkaan Minyak Tanah
MOJOKERTO - Budwi Sunu, Kepala Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto menyatakan bahwa kelangkaan minyak tanah sekarang ini dipicu oleh para pembeli sendiri. Bukan akibat minimnya volume minyak yang beredar di pasaran. "Kondisi ini merupakan efek panic buying (pembelian yang didorong kepanikan, Red) dari masyarakat," ucapnya.

Karena menurutnya, selama ini jumlah pasokan minyak dari Pertamina pada pangkalan tidak berkurang. Pasokan tetap seperti biasa. Ada yang dua kali dan tiga kali pengiriman dalam sepekan. "Kita sudah terjunkan tim untuk mengecek kondisi di lapangan, hasilnya memang pengurangan pasokan itu tidak ada," jelasnya.

Ia pun lantas menyimpulkan bahwa kelangkaan lebih banyak dipicu oleh kepanikan masyarakat. Masyarakat khawatir minyak akan benar-benar langka di pasaran. Sehingga menyebabkan mereka melakukan aksi borong. Warga membeli jauh melebihi kebutuhannya. Bahkan sampai dua hingga tiga kali lipat kebutuhan yang semestinya.

Kondisi tersebut tentu saja akan menaikkan jumlah permintaan. Akibatnya, persediaan yang ada tidak mencukupi. Alhasil, muncul fenomena seperti minyak benar-benar langka. "Aksi borong karena panik itu mengakibatkan warga lainnya tidak dapat jatah," bebernya. Karena minyak seakan langka, maka warga rela membeli dengan harga berapapun. Sehingga harga minyak menjadi naik.

Budwi mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk menekan hal tersebut. Selain karena dominasi hukum pasar, hal tersebut lebih banyak dipicu oleh faktor psikologis pembeli.

"Kita hanya bisa menghimbau agar warga menghentikan aksi borongnya, kepanikan yang ada harus segera dihilangkan, karena kita menjamin pasokan minyak dari Pertamina akan terus berjalan lancar sebagaimana biasa," paparnya.

Dirinya juga mengaku tidak bisa intervensi agen untuk menambah pasokan. Karena jumlah pengiriman pada agen selalu mengacu pada kontrak dengan pihak Pertamina di awal pembentukan agen.

Budwi juga menjelaskan bahwa hingga kini belum melakukan operasi pasar. Karena sementara ini pasokan dari Pertamina masih lancar. Apalagi, jika benar fenomenanya hanya akibat panic buying maka digelontor berapapun aksi borong pasti akan terus berlanjut.

Selain menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak panik, Budwi juga mengaku telah mengeluarkan imbauan pada agen minyak. Isinya, agar agen hanya melayanai pelanggan sesuai kebutuhan pada hari-hari normal. "Tapi ini sifatnya hanya imbauan, karena memang kita tidak bisa intervensi pada agen," tegasnya.

Sayangnya, sejumlah agen yang berhasil dikonfirmasi mengaku belum memperoleh surat imbauan tersebut. "Ini ada surat pendataan pembeli dari Pertamina, tapi kalau imbauan dari Disperindag kita belum terima," kata Fatkhur, salah satu agen minyak tanah di Jl Hayam Wuruk Kelurahan/Kecamatan Magersari.

Sampai kemarin stok minyak di agen Fatkhur masih kosong. Demikian pula di agen lainnya semisal di Jl Brawijaya, Jl Gajah Mada, dan Jl Cokroaminoto. Sebagian mengaku baru dapat kiriman lagi hari Senin sementara lainnya mengatakan baru dapat kiriman hari Selasa.

Akibat kelangkaan itu harga minyak kini melambung. Harga ditingkat pengecer mencapai Rp 3.000 per liter. Padahal saat kondisi normal hanya Rp 2.500 per liter.(jif/yr)

Sumber         :        Radar Mojokerto