blog-image


Hujan lebat yang disertai angin puting beliung Sabtu (5/1) pukul 18.30 di Kota Mojokerto mengakibatkan kerugian materiil. Salah satunya adalah ambruknya bangunan tempat pembuatan komposting sampah di TPA Randegan Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari.

Sulami, warga sekitar TPA mengungkapkan bahwa Sabtu (5/1) petang memang terjadi hujan lebat dan angin puting beliung. Tepatnya sekitar pukul 17.00. "Saat itu saya melihat angin berputar-putar dari gundukan sampah yang paling ujung terus berjalan ke arah bangunan tempat kompos lalu ke arah rumah warga," jelasnya.

Tak pelak kondisi tersebut memicu kepanikan 12 kepala keluarga (KK) yang tinggal di sekitar TPA. Hingga warga berhamburan meninggalkan rumah. "Setelah lihat bangunan TPA (tempat kmpos, Red) roboh warga lari keluar rumah berhamburan sambil meneriakkan azan," katanya.

Beruntung angin tidak sampai menyapu rumah-rumah warga. Karena angin sudah tidak terlalu kencang saat menghampiri rumah warga. Sehingga hanya ada satu dua genting bagian belakang beberapa rumah warga yang lepas terbawa angin.

Selain itu, angin juga merobohkan pagar seng yang dibuat DKP untuk melindungi pohon yang ditanam agar tidak dimakan kambing yang digembalakan warga. Bukan hanya seng, 150 pohon yang dipagari seng tersebut juga sempat roboh.

"Sejak pukul 02.00 dini hari warga bersama petugas menegakkan kembali pagar sengnya agar pohon tidak dimakan kambing," ujarnya. Karena memang setiap hari di TPA terdapat ratusan kambing yang digembalakan secara bebas.

Kerugian bukan hanya akibat luluh-lantaknya bangunan senilai Rp 40 juta, melainkan juga lantaran rusaknya dua mesin komposting yang tertimpa bangunan. "Kerugian materiil secara keseluruhan kurang lebih mencapai Rp 50 juta," kata Sutarwanto, kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) saat meninjau lokasi kemarin pagi.

Sutarwanto mengungkapkan bahwa melihat kondisi bangunan sepertinya sudah tidak dapat digunakan kembali. Sementara untuk mesinnya, kemungkinan masih dapat diperbaiki. "Tapi yang jelas aktivitas komposting sementara dipastikan berhenti," ungkapnya.

Sutarwanto mengaku belum dapat memastikan kapan aktivitas komposting dapat kembali dilakukan. Menyusul belum diketahuinya kerusakan yang terjadi pada dua mesin yang tertimpa bangunan. "Untuk itu yang pertama akan kita lakukan adalah mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada mesin," bebernya.

Setelah itu, baru dia akan mengambil langkah perbaikan. "Tapi yang jelas kita akan segera memperbaiki mesin-mesin itu, agar aktivitas komposting segera dapat kembali dilaksanakan," urainya.

Meski demikian, bukan berarti aktivitas komposting berhenti total. Karena selain bangunan yang roboh, di TPA juga masih terdapat satu bangunan komposting lainnya. Hanya saja pada bangunan tersebut tidak terdapat satu pun mesin. Karena aktivitas di bangunan tersebut lebih banyak dilakukan secara manual. Utamanya untuk mengayak hasil rajangan dari mesin komposting. "Setidaknya aktivitas pengayakan tersebut akan terus kita lakukan," ujarnya.

Untuk itulah saat ini pihaknya memprioritaskan perbaikan mesin bukan perbaikan bangunan. Karena setelah mesin bisa digunakan, aktivitas bisa dilakukan dalam bangunan yang masih kokoh berdiri.

Semua bangunan berikut mesin komposting tersebut merupakan pemberian dari provinsi melalui Kimpraswil (Pemukiman Prasarana dan Wilayah). "Semuanya saat itu diberikan satu paket, kita hanya menyediakan tempat saja, sehingga kita tidak tahu rincian anggarannya," beber Sutarwanto.

Pembangunan proyeknya dilaksanakan sejak tahun 2005 namun baru berakhir pada awal tahun 2006. Setelah setahun mangkrak, mesin dan bangunan baru dioperasikan pada awal tahun 2007.

Karena itu muncul dugaan bahwa ambruknya bangunan tersebut adalah akibat rapuhnya kondisi bangunan. "Saya tidak berpikir ke arah itu, ini murni bencana alam akibat terjangan angin puting beliung yang menyertai hujan deras, karena selain bangunan ini genting beberapa rumah warga juga lepas," paparnya.

Sedangkan penegakan kembali pohon yang ada dilakukan sendiri oleh petugas DKP. "Sejak pagi petugas kita memang saya arahkan untuk menegakkan pepohonan yang ada," kata Sutarwanto. (jif/yr)

Sumber      :      Radar Mojokerto