blog-image


Konsep Garden Party, Dipasangi Tenda ber-AC
Biasanya, resepsi pernikahan diadakan di gedung pertemuan atau di rumah mempelai. Namun, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Gelora A Yani digunakan untuk resepsi pernikahan. Barangkali, karena yang diundang oleh si empunya hajat Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono yang menikahkan putri keduanya Ade Retno Setyowati dengan Priyo Daryoko sangat banyak. Yakni 2.500 undangan, sehingga dipilihlah Gelora A Yani untuk melangsungkan resepsi.

Begitu masuk di pintu utama Gelora A Yani, para tamu pastilah merasa tidak berada di sebuah stadion olahraga yang biasanya digunakan untuk pertandingan sepak bola.

Di bawah tribun ini juga terpasang AC, sehingga akan terasa di sebuah ruangan. Tribun ini langsung menghubung ke sebuah selasar yang berada di samping selatan. Di samping kanan dan kiri selesar tampak berderet tanaman bambu yang berseling dengan palm. Beberapa kolam dengan air mancur gemericik menambah keasrian suasa. Beberapa ikan tampak berenang.

Dari selasar ini, tamu masih harus membelok lagi ke kiri untuk sampai kepada panggung pelaminan. Dari sinilah, panggung pelaminan dengan lebar 10 m dan panjang 36 meter akan nyata terlihat. Pelaminan paling istimewa dibandingkan dengan tenda-tenda lainnya.

Berada di atas panggung kurang lebih 1 meter di atas permukaan tanah.

Menurut keterangan Marketing New Surabaya Tenda, Endah Puspitasari yang dipercaya wali kota untuk menangani tenda pernikahan putri keduanya ini, panggung ini menggunakan tenda dom. Yakni, tenda dengan panjang 20 meter tanpa tiang. Di atas panggung ini tampak gembyok ukiran dari kayu, serta tiga set kursi. Yakni, tengah untuk mempelai, kanan dan kiri untuk para orang tua mempelai.

Panggung yang menghadap ke selatan ini berhadapan langsung dengan lapangan rumput yang menghijau. Di tengahnya tampak air mancur, taman serta kolam ikan. Tak jauh dari situ di samping barat berdiri dengan kokoh patung kuda untuk menambah ornamen pesta. "Pak Gani memintanya begitu. Beliau minta konsep garden party, jadi harus tampak hijau alami. Tidak mau di ruangan," kata Endah saat ditemui di sela-sela persiapan tendanya kemarin sore.

Dari panggung pelaminan ini, para tamu yang VVIP dapat langsung menuju tenda dom di pojok timur, sedangkan, untuk tamu VIP dan umum tersedia empat tenda besar di sisi barat dari panggung pelaminan. Untuk tamu keluarga lokasinya antara dengan tenda pelaminan dan tenda dom VVIP. Untuk musik dan hiburan berada di samping kanan pelaminan. Musik yang tersedia nantinya berupa live band serta penampilan tari-tari kreasi.

Dikatakan Endah, untuk semua tenda yang disebutkan di atas, menempati areal seluas 55 x 75 meter atau seluas separo lapangan bola. Tenda yang digunakannya berupa 35 buah tenda kerucut untuk selasar yang menghubungkan antar bagian, 1 hall untuk pelaminan, 1 hall untuk tamu VVIP dengan ukuran 15 x 30 meter, satu tenda dom untuk keluarga dengan ukuran 15 x 20 meter serta 4 unit tenda ukuran 12 x 12 meter untuk tamu VIP dan umum.

Bagaimana kalau ada hujan? Endah mengaku pihaknya tidak khawatir. Tenda yang disiapkan akan mampu melindungi para tamu dari hujan, meskipun cuacanya selama ini tiada hari tanpa hujan. "Saya sudah memasang tenda dan menyiapkan segala sesuatunya sejak tanggal 30 Desember. Dan terbukti, hujan seharian lalu tidak bocor," katanya.

Selain itu, pihaknya juga yakin kalau wali kota sudah menyiapkan pawang hujan untuk antisipasinya.

Lantas, bagaimana dengan lighting-nya? Yang jelas, untuk semua ini satu gardu PLN telah disiapkan di pojok depan Stadion A Yani. Ini untuk memasok listrik untuk AC di tribun dan di panggung pelaminan. Selain itu juga lampu-lampu taman di sepanjang selasar yang ada.

Sedangkan, untuk keperluan dekorasi pelaminan dan rias pengantin dipercayakan kepada tata Rias dan Dekorasi Puspa Indah yang beralamat di Sengkaling Malang. Sayang, pemilik tata rias ini, yakni Siswartini Djoemadi tidak berhasil ditemui untuk dikorek informasi tentang busana yang akan dikenakan kedua mempelai. Namun, dari beberapa rangkaian acara sebelumnya, yakni siraman yang dilangsungkan kemarin sore pukul 16.00. tampaknya menggunakan adat Jawa. Ini terlihat dari pakaian yang dikenakan wali kota ketika melayani para tamu dengan berjualan dawet bersama istri.

Lantas berapa biaya yang digunakan wali kota untuk hajatan ini? Tidak banyak informasi yang didapatkan koran ini. Saat hal ini ditanyakan kepada ketua panitia yakni Suyitno yang juga Sekkota Mojokerto enggan memberi penjelasan. "Wah soal biaya saya tidak tahu. Kita hanya pelaksana saja," katanya ketika ditemui pada acara siraman kemarin sore.

Bagaimana dengan undangan? Dikatakan Suyitno, total undangan yang tersebar sebanyak 2.500 undangan. Mereka terdiri dari berbagai kalangan, mulai para pejabat pemkot, semua anggota DPRD kota, keluarga, relasi wali kota, pejabat pemprov Jatim, seluruh kepala daerah kabupaten/kota di Jatim para wartawan dan tidak terkecuali para ketua RW/RT se-Kota Mojokerto. (
KHOIRUL INAYAH,  Radar Mojokerto)