Hujan, Ancaman Dbd Meningkat
  • Post by kota on 02 November 2007
blog-image


Sepekan, Tiga Penderita
Memasuki musim hujan, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tampaknya mulai menghantui warga Kota Mojokerto. Bahkan, dalam sepekan terakhir sudah terdapat tiga warga kota yang terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk Aides aigepty ini. "Memasuki musim hujan bulan November sampai April biasanya DBD memang marak. Karena itu, kita akan semakin menggalakkan PSN dan 3M plus," kata drg Sri Mudjiwati, Kasubdin P2 Dinkes Kota Mojokerto kemarin.

Selain itu, Dinkes akan melakukan fogging di lingkungan tempat tinggal ketiga warga yang positif terkena DBD tersebut. "Sabtu nanti kita akan melakukan fogging. Meskipun sebenarnya dari penyelidikan epidemologi yang kita lakukan kondisi di sana sudah bagus. Jentiknya hanya tersisa 10 persen," ungkap alumnus FKG Unair ini.

Sehingga, diperkirakan ketiga warga itu terserang nyamuk saat berada di luar kota. Maklum, ketiganya memang mempunyai kesibukan di luar kota. "Tapi, karena mereka itu warga kita juga, dan mereka tinggal di RW yang sama di Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, maka untuk melindungi dan memberi rasa aman bagi warga, fogging tetap akan kita lakukan," jelasnya.

Anehnya, dari ketiga penderita tersebut, tidak ada satu pun balita atau anak-anak yang biasanya menjadi langganan DBD. Ketiganya justru sudah memasuki usia produktif. "Dan memang, DBD itu bisa menyerang siapa saja. Meskipun orang dewasa, kalau saat digigit, kondisinya lemah, bisa juga terkena DBD," ungkap dia.

Untuk itu, dia berharap, masyarakat semakin waspada. Juga mawas diri terhadap kemungkinan merebaknya DBD. "Bila ada anggota keluarga yang suhu tubuhnya meningkat drastis, mengalami panas, segera diperiksakan saja dengan sangkaan DBD, agar bisa diberi perlakuan sejak dini," jelasnya.

Karena bila terlambat, nantinya akan susah diberi pertolongan. "Apalagi hingga saat ini belum ada obat khusus untuk DBD. Yang ada hanyalah perlakuan untuk mencegah penurunan trombosit dan cairan tubuh. Karena itu, deteksi dini DBD sangat diperlukan. Supaya penderita bisa segera mendapat pertolongan dan terhindar dari kondisi kritis yang mengarah pada kematian," ulasnya.

Sementara pihaknya pun akan semakin menggiatkan upaya pencegahan DBD. Di antaranya dengan meningkatkan dan mengoptimalkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 60 menit setiap hari Jumat. "Kader jumantik akan semakin kita giatkan untuk memburu jentik," paparnya.

Dia juga mengharap agar partisipasi masyarakat semakin ditingkatkan. Dengan menguras tempat air, menutup penampungan air dan mengubur barang-barang yang berpotensi ditempati jentik. Serta, memelihara ikan di tempat penampungan air, merombeng dan memakai lotion antinyamuk di siang atau pun malam hari. "Juga jangan segan melapor apabila ada daerah yang masih banyak ditemukan jentik atau terdapat penderita DBD," imbaunya. (jif)

Sumber        :     Radar Mojokerto