Omzet Sepatu Turun
  • Post by Kota on 22 October 2007
blog-image

 

Usainya Lebaran, ternyata tidak memberikan penambahan omzet penjualan sepatu. Sebaliknya, angka penjualan sepatu turun dibandingkan dengan Lebaran yang sama tahun kemarin.

"Salah satu sebabnya adalah, membanjirnya produk China yang harganya jauh lebih murah," ungkap Endang, perajin sepatu asal Surodinawan, Kota Mojokerto.

Padahal, harapannya, termasuk harapan para perajin sepatu yang lain, momen Lebaran menjadikan berkah tersendiri. Karena meningkatkan order seiring dengan kebutuhan sepatu dan sandal untuk berlebaran. "Memang naik dibandingkan dengan bulan biasa. Namun, dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu beda jauh," tuturnya.

Diakuinya, Lebaran tahun lalu pihaknya dapat untung cukup lumayan. Yang itu bisa menutupi kekurangan-kekurangannya atau sepinya order pada bulan-bulan biasa. "Ya, semoga setelah ini ramai lagi," harapnya.

Diakuinya, yang diserang produk China ini tidak hanya pangsa pasar Mojokerto dan sekitarnya. Tetapi, juga pangsa pasar daerah lain tempat pemasaran sepatu asal Mojokerto. Seperti Tuban, Kudus, Bojonegoro dan wilayah pantura lain. "Pemasaran saya kan di daerah sana. Ternyata, di sana sudah membanjir produk China," ujar perempuan yang khusus memproduksi sepatu dan sandal perempuan dewasa ini.

Hal yang sama juga diungkapkan Syamsul, perajin sepatu asal Surodinawan pula. Kondisi persepatuan di Mojokerto saat ini serba salah. Tak memproduksi, tak ada yang harus mereka kerjakan untuk kelangsungan usaha. "Kalau produksi dihentikan, maka yang kasihan para tukang. Nanti jika kita butuh lagi, sulit carinya kalau mereka sudah alih pekerjaan lain," ungkap Syamsul.

Karena itu, yang membuatnya bertahan hingga saat ini adalah, kebutuhan untuk mengepulkan asap api dapur keluarga dan para karyawannya. "Pokoknya, nggak rugilah," ujarnya.

Dia juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melindungi produksi dalam negeri. Terutama para perajin yang bergerak dalam bidang UKM seperti perajin sepatu ini. "Jika pemerintah ingin melindungi para perajin sepatu, seharusnya tidak menelurkan kebijakan impor sepatu China yang merusak pemasaran sepatu lokal," ujar Syamsul. (in)

Sumber       :       Radar Mojokerto