Empat Titik Rawan Laka
  • Post by kota on 11 October 2007
blog-image


Para pemudik Lebaran yang hendak melintas di Mojokerto tampaknya harus berhati-hati. Hal ini menyusul banyaknya jalur rawan di sepanjang jalur tersebut. Di antaranya ruas jalur Jampirogo, Kenanten, Balong Mojo Puri, serta Trowulan. Karena keempat ruas jalur tersebut banyak terjadi penyempitan dan bergelombang.

"Keempat jalur ini harus diwaspadai. Apalagi jika melintas pada malam hari. Sebab, selain minim penerangan, ruas jalur ini juga banyak tikungan. Sehingga, rawan terjadi kecelakaan," ujar Kasat Lantas Polres Mojokerto AKP Bambang Sukmono kemarin.

Sebagai upaya antisipatif, pihaknya telah memasang sejumlah rambu imbauan di tiap titik rawan tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya keteledoran pengguna jalan saat melintas. Dia menjelaskan, pada lintasan sepi itu pengguna jalan sering ngebut, sementara mereka tak menguasai medan.

Sementara itu, untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan saat mudik, Bambang mengaku telah menyiapkan beberapa jalur alternatif di jalur Timur Mojokerto seperti Mojosari, Pungging dan Ngoro. Langkah ini juga dilakukan untuk mengantisipasi penutupan jalur Porong Sidoarjo akibat luapan lumpur. Untuk ruas timur misalnya, akan dibuatkan jalur alternatif dari Ngoro hingga Pertigaan Pungging sebelum akhirnya diuteruskan ke Pekukuhan Mojosari-Kemantren menuju By Pass Mojokerto. Sedangkan untuk ruas barat akan dialihkan melalui jalan Raya Tarik, Ajinomoto menuju Lespadangan Jetis hingga ke barat menuju wilayah Ploso Jombang.

Untuk ruas timur ini akan bisa memecah kemacetan kendaraan dari arah Malang-Surabaya dan sebaliknya. Sementara ruas alteratif barat adalah sebagai alternatif kendaraan dari arah Surabaya-Jombang atau sebaliknya. "Khusus untuk kendaraan dari Malang-Surabaya bisa langsung melintas Mojosari menuju Krian. Dengan catatan, kedua ruas tersebut tidak ada penumpukan kendaraan," jelas Bambang.

Meskipun demikian, untuk memperlancar sejumlah jalur alternatif tersebut, terhitung sejak H-4 hingga H+1 sejumlah kandaraan roda tiga (motor barang) tidak diperolehkan melintas. Termasuk truk-truk besar pengangkut barang. Kecuali jika kendaraan tersebut mengangkut BBM atau bahan makanan pokok. Lebih jauh dia mengimbau kepada pengendara roda dua yang melintas diempat ruas jalur yang dimaksud, agar menyalaka lampu pada siang hari. Hal tersebut bertujuan untuk sebagai tanda bagi lawan kendaraan yang datang dari arah berlawanan atau sejajar. Belakangan terjadinya kecelakaan selain karena faktor human error, lampu yang tidak menyala juga menjadi sumber pemicunya. "Lawan kendaraan jauh-jauh akan meningkatkan kewaspadaan apabila melihat lampu motor yang menyala di siang hari," kata Bambang. Dia juga memperingatkan bagi pengendara roda dua supaya dalam mengendarai motor jangan sampai lebih dari dua orang, atau menambah daya tampung yang bukan standar sepeda asli.

Alasannya, melebihi batas penumpang akan menjadi ancaman bagi keselamatan pengendara dan orang lain. Karena itu, bila terdapat pengendara lebih dari dua orang, satlantas akan menghentikan kendaraan, untuk menurunkan penumpang yang lebih. "Demi keselamatan, kami akan menurunkan pengendara dan menaikkannya dalam kendaraan umum seperti bus atau angkutan lainnya," jelasnya. (ris) 

Sumber         :     Radar Mojokerto