Ditemukan 7 Penderita Baru
  • Post by kota on 26 September 2007
blog-image


Penderita HIV/AIDS Capai 41 orang
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto bertambah tujuh orang lagi. Lima orang berprofesi sebagai PSK, dan dua lainnya waria. Sehingga, total jumlah penderita HIV/AIDS di kota ini berjumlah 41 orang.

Kasubdin Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Mojokerto drg Mujiwati mengatakan, hal tersebut merupakan hasil pemeriksaan acak yang dilakukan pihaknya terhadap para narapidana di Lapas Mojokerto, para PSK di Balong Cangkring dan waria. Ketiganya menjadi sasaran pemeriksaan. Karena termasuk kelompok yang berisiko tinggi.

"Mereka kelompok yang termasuk risti (risiko tinggi, Red) terhadap penularan HIV/AIDS," jelasnya.

Dengan bertambahnya tujuh penderita baru, maka jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto kini menjadi 41 orang. Dari jumlah itu, dua di antaranya sudah meninggal dunia. Jumlah tersebut belum yang berasal dari temuan Klinik Voluntary Conselling and Testing (VCT) di Rumah Sakit Umum (RSU) Surodinawan. "Jumlah 41 orang tersebut yang kita temukan. Sedangkan data CVT tercatat ada 23 orang, dan 4 di antaranya meninggal. Ada kemungkinan data VCT dan Dinkes ini sama orangnya, tapi juga ada kemungkinan berbeda," tuturnya.

Sementara itu, sebelumnya, data Dinas Kesehatan menunjukkan, pada tahun 2003 warga Kota Mojokerto yang diketahui mengidap HIV/AIDS sebanyak 16 orang. Pada tahun 2004 bertambah 7 orang, sehingga menjadi 23 orang. Jumlah ini pada tahun 2005 bertambah lagi menjadi 29 orang, setelah ditemukan penderita baru sebanyak 6 orang. Tahun 2006 ditemukan 5 orang, sehingga total bejumlah 34 orang. Dan tahun 2007 ini, ditemukan lagi 7 orang, sehingga totalnya mencapai 41 orang.

Terhadap tujuh penderita baru tersebut, belum bisa disosialisasikan kepada penderitanya. Namun, hal tersebut tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Tetapi, secara perlahan. Karena khawatir penderita akan shock dan tidak bisa menerima kenyataan ini.

"Kita akan sarankan penderita untuk melakukan pemeriksaan VCT. Ini akan membuat mereka sadar dengan sendirinya, sekaligus akan mendapatkan perawatan serta penngobatan," jelas Mujiwati.

Bertambah banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS, menuntut Mujiwati, semakin gencar melakukan sosialisasi. Pihaknya juga akan melakukan konseling dan penyuluhan, agar mereka yang berasal dari komunitas rentan tersebut bersedia memeriksakan diri secara sukarela. Sehingga, mereka tahu dan bersedia melakukan pengobatan, serta meninggalkan kebiasaan buruknya, agar tidak terjadi lagi penularan yang lebih banyak. (in)

Sumber       :       Radar Mojokerto