Draft Ppas 2008 Miskin Solusi
  • Post by kota on 20 September 2007
blog-image


Kalangan DPRD Kota Mojokerto menilai draf Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2008 tidak banyak memuat solusi atas sejumlah permasalahan yang ada. Draf setebal seratus halaman tersebut dinilai hanya memuat rutinitas tahunan yang dijalankan eksekutif untuk menyedot anggaran.

"Belum ada terobosan yang inovatif dan progresif untuk meningkatkan pelayanan dengan menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada," kata Syaiful Arsyad, anggota komisi II (Pembangunan) DPRD Kota Mojokerto.

Menurutnya, draft yang ada belum mengarah pada perubahan ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Pasalnya, program-program yang diusulkan terkesan hanya asal comot dari program yang telah ada pada tahun sebelumnya. Hanya dengan disertai kenaikan nominalnya. Sementara, program-program yang dinilai sangat penting untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada justru sangat minim.

"Misalkan terkait masalah transportasi. Karena efek global keberadaanya sekarang semakin tergerus. Sementara di sisi lain keberadaanya juga diperlukan sebagai penopang ekonomi kota. Dan saya melihat belum ada satupun program yang bersifat memberi solusi atas permasalahan ini dalam draft PPAS," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Paulus Swasono Kukuh, Anggota Komisi I (Pemerintahan).

Menurutnya, tiap tahun program yang ditawarkan eksekutif selalu sama. Tidak ada program yang bersifat pengembangan untuk semakin meningkatkan capaian yang ada. "Parahnya lagi hasil capaian itukan tidak ada. Jadi kemungkinan yang dilakukan tiap tahun ya itu itu saja," ungkapnya.

Ia pun lantas mencontohkan sejumlah permasalahan terkait hal tersebut.

Salah satunya terkait program pemberian bantuan modal kepada koperasi serta pra koperasi di Dinas Koperasi dan UKM Kota Mojokerto. Menurutnya, program tersebut selalu dilaksanakan dari tahun ke tahun. Tanpa ada evaluasi atas capaiannya. "Padahal perlu dikaji sejauh mana keberhasilan program tersebut untuk meningkatkan modal koperasi. Jika memang baik maka perlu lebih didukung. Tetapi bila sebaliknya tentunya kan perlu dicari program yang lebih baik," paparnya.

Selain itu, Paulus juga mencontohkan program pengendalian banjir di Dinas Pekerjaan Umum Kota Mojokerto. Menurutnya, program yang selalu menjadi program prioritas tersebut capaian kerjanya perlu dipertanyakan. "Setiap tahun menjadi prioritas, tetapi setiap tahun juga terjadi banjir. Ini sebenarnya tepat sasaran dan berhasil guna atau tidak. Untuk itulah inovasi sangat diperlukan," tandasnya.

Karena itu, keduanya akan serius mengawal pembahasan draft PPAS. Agar jangan sampai ada program asal-asalan yang lolos. Selain tidak efenktif, program seperti itu juga dinilai membuang anggaran percuma.

"Kita minta satker untuk serius memikirkan program-program yang bersifat terobosan. Program-program itu akan kita pantau sampai penyusuan APBD dan pelaksanaanya pada tahun 2008," jelas Paulus.

Hal senada juga disampaikan Arsyad. "Anggap saja pada tahun-tahun sebelumnya ini kita telah kecolongan. Tetapi untuk tahun depan jangan sampai kembali terjadi. Kita akan mengawasi semua prosesnya sejak perumusan PPAS ini," bebernya. (jif)

Sumber       :    Radar Mojokerto