Fatayat Nu Buka Piker
  • Post by humas on 11 September 2007
blog-image

PC Fatayat NU Kota Mojokerto kembali membuat terobosan di bidang kesehatan. Organisasi wanita dibawah ormas keagamaan Nahdlatul Ulama ini kemarin me-launching Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi (Piker) di Kantor PC NU Kota Mojokerto, Perum Surodinawan Kota Mojokerto, kemarin.

Ketua Piker, Istibsaroh SH mengatakan, dibukanya Piker di Jl KH Hasyim Asyhari, Kota Mojokerto, selain merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan bagi anggota Fatayat NU, juga untuk penyebarluasan informasi tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual yang benar kepada masyarakat. “Anggota Fatayat merupakan kelompok usia produktif, yakni antara 18 sampai 45 tahun. Tentunya, mereka ini perlu pemahaman dan pendalaman tentang kesehatan reproduksi dan seksual yang benar, baik dari sisi medis maupun agama,” kata Istib, sapaan akrab aktivis Fatayat NU tersebut saat launching wadah informasi kesehatan yang dihadiri Walikota Abdul Gani Soehartono, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, dr Ambar Sutrisno dan Ketua MUI Kota Mojokerto, KH Faqih Aziz tersebut. Dalam sambutannya Walikota Mojokerto,Ir H.Abdul Gani Soehartono,MM, mengaku miris dengan tingginya angka perceraian di Kota Mojokerto belakang ini . Khususnya perceraian PNS, akan mendapatkan perhatian serius dari orang nomor satu di kota ini. Bahkan Walikota mengaku tak akan mentolerir PNS yang akan cerai. “Dengan diadakan Launching Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi (Piker ) dan Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja ( Kespro ) yang di gelar PC Fatayat NU kota Mojokerto, Sepenuhnya kita sangat mendukung acara seperti ini , karena saya yakin kegiatan ini juga mengarah pada terciptanya keluarga sakinah” katanya.

Selain meresmikan Piker PC Fatayat NU, Walikota Mojokerto Ir.H.Abdul Gani Soehartono juga membuka seminar Kespro yang ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada perwakilan peserta.

Mengiringi launching Piker, Fatayat NU yang beranggotakan sekitar 1500 orang ini sekaligus menggelar pelatihan kesehatan reproduksi yang diikuti sekitar 50 orang dari 25 anak ranting Fatayat NU setempat. “Pelatihan kespro juga untuk mendalami sejati kespro itu apa. Karena selama ini muncul mitos-mitos yang cenderung merugikan wanita terkait kespro maupun kesehatan seksual,” kata Istib seraya mengatakan, pihaknya mendatangkan nara sumber Andriansyah Arifin dari Sentara Kesehatan Reproduksi, Puslitbang Pelayanan dan Kesehatan Teknologi Kesehatan, Surabaya untuk pelatihan tersebut. (Hrs-Humas)