Jumlah Penderita Bertambah
  • Post by kota on 06 September 2007
blog-image


Cenderung Berusia Produktif
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto kian bertambah. Selama Agustus ini saja sudah ada tambahan 3 pasien. Sehingga, total penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto saat ini 21 orang.

"Penambahan itu berasal dari mereka yang datang ke VCT untuk memeriksakan diri," jelas Kasubdin P2 Dinas Kesehatan Kota Mojokerto drg Mudjiwati.

Yang patut disayangkan, ujar drg Mudjiwati, penderita HIV/AIDS ini rata-rata berusia produktif. Bahkan, banyak yang di bawah 30 tahun. Pada umumnya mereka terinveksi HIV melalui jarum suntik narkoba. "Karena itu, antara narkoba dengan HIV itu sangat erat hubungannya," paparnya.

Dari jumlah pasien ini, ada sebuah keluarga. Yaitu ayah, ibu dan anaknya terkena HIV/AIDS. Mula-mula yang memeriksakan diri adalah ayahnya. Setelah ternyata positif, sang istri juga ikut memeriksakan diri dan hasilnya positif. Khawatir anaknya juga mengidap HIV, anaknya pun diperiksakan, dan ternyata dalam tubuhnya terkandung HIV.

"Satu keluarga ini sampai sekarang kita dampingi dan mendapatkan pengobatan gratis dari kami," ujarnya lagi.

Dari sekian penderita HIV/AIDS ini yang terdeteksi melalui VCT maupun pendataan Dinkes, ujar Mudjiwati, ternyata hampir 90 persen bukan orang Kota Mojokerto. Bahkan, untuk satu keluarga yang terinveksi HIV tersebut berasal dari Kabupaten Jombang.

Dikatakan Mudjiwati, semakin banyaknya ditemukan kasus HIV/AIDS, bukan berarti masyarakat patut khawatir. Meskipun tetap perlu waspada. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat cukup tinggi untuk memeriksakan dirinya. "Berarti masyarakat kita semakin sadar," ungkap alumnus FKG Unair ini.

Dia mencontohkan, VCT juga pernah menerima sepasang calon pengantin yang akan segera menikah. Sedangkan calon suami merasa khawatir dirinya pengidap HIV/AIDS yang dapat menularkan kepada istrinya kelak setelah menikah. "Setelah kita cek, ternyata tidak mengidap," ujarnya.

Selain dari hasil VCT, data penderita HIV di Kota Mojokerto ini juga diperoleh dari RS-RS di kota. Pihak Dinas Kesehatan secara aktif melakukan survey lance kepada kelompok-kelompok berisiko tinggi untuk diambil sampel darahnya dan dites. Kelompok risiko tinggi (risti) yang dimaksud adalah, para PSK, narapidana, serta waria. "Dan terbukti, di masing-masing kelompok tersebut selalu terdapat penderita HIV/AIDS," ungkapnya.

Sumber       :     Radar Mojokerto