Tuntutan Siswa Dipenuhi
  • Post by kota on 05 September 2007
blog-image


Buntut Aksi Mogok Siswa SMAN 3 Kota
Adanya aksi mogok siswa SMAN 3 Kota Mojokerto pada Senin lalu (3/9), membuat Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto Sutomo langsung memanggil kepala sekolah, wakil kepala sekolah, serta perwakilan siswa. Mereka dikonfrontir terkait kasus yang mencuat pada saat menjelang upacara bendera tersebut. Di hadapan kepala dinas, pihak sekolah berjanji akan memenuhi semua tuntutan siswa.

Pada pertemuan tersebut, Kasek SMAN 3 Siti Ngaisah antara lain menjelaskan, sebenarnya persoalan air conditioner (AC) yang belum merata di semua sekolah itu hanya persoalan waktu. Saat ini, daya listrik di sekolah berlokasi di Jl Pemuda tersebut belum bisa digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik seluruh ruang kelas apabila menggunakan AC. Karena pihak sekolah masih mengurus kenaikan daya itu di PLN. "Kita sudah naikkan 5.000 watt. Harapan kami, segera bisa menyalakan semua AC yang ada," ujar Ngaisah.

Sementara itu, terkait transparansi penggunaan dana OSIS, dikatakannya, sebenarnya sudah dianggarkan dalam RAPBS. Hanya, saat ini baru saja dilangsungkan pergantian kepengurusan OSIS lama ke OSIS baru. Sehingga, segala bentuk keuangan belum diserahkan semuanya. "Kalau ini hanya masalah waktu. Pihak sekolah pasti akan memerhatikan kegiatan OSIS," ujar Sutomo, kepala Dinas P dan K.

Sedangkan untuk tuntutan yang ketiga, yakni transparansi penggunaan dana pendidikan yang semula Rp 85 ribu tahun kemarin dan kini naik Rp 110 ribu, merupakan bagian dari full day. SPP sebenarnya senilai Rp 85 ribu. Karena ada program full day ini, maka ada kenaikan Rp 25 ribu untuk operasional.

Sutomo mengatakan, pihaknya berharap agar para siswa bersabar terlebih dahulu. Karena pihak sekolah telah berupaya memenuhi tuntutan itu.

Sekadar mengingatkan, ratusan siswa SMAN 3 Kota Mojokerto Senin pagi melakukan protes kepada pihak sekolah. Upacara bendera yang sedianya diselenggarakan pukul 07.00, berubah menjadi ajang orasi para siswa. Mereka menuntut adanya transparansi dan menghapus diskriminasi. Di antaranya masalah transparansi keuangan sekolah yang ternyata tidak sesuai dengan yang mereka terima.

Salah satu tuntutan yang keras dilontarkan siswa adalah, meminta pihak sekolah merealisasikan pengaktifan pendingin ruangan (AC) di tiap kelas yang sejak dulu telah dijanjikan. Alasannya, sejak setahun lalu mereka telah membayar sumbangan pengadaan AC sebesar Rp 100 ribu setiap siswa. Kedua, transparansi penggunaan uang SPP full day senilai Rp 110 ribu per bulan, serta anggaran untuk OSIS.

Sumber        :        Radar Mojokerto