Warga Tolak Pengeboran Pdam
  • Post by kota on 24 August 2007
blog-image


MOJOKERTO - Ratusan warga Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto pada Rabu (22/8) malam nglurug ke kantor kelurahan setempat. Mereka menolak rencana PDAM untuk mengebor di wilayah tersebut. Karena warga menilai, pengeboran air akan mengakibatkan sumur warga kering.

Sejak pukul 18.30 ratusan warga merengsek menuju kantor balai desa. Pukul 19.00 massa berkumpul dalam jumlah besar. Sontak mereka berteriak meminta agar alat pengebor yang telah ditaruh di persawahan, segera dipindahkan. Berulang kali mereka juga berteriak menyampaikan penolakan pengeboran di Surodinawan.

Rencananya, pada malam itu pihak PDAM akan bermusyawarah dengan perangkat desa. Mulai lurah sampai ketua RT dan RW. Untuk membahas sosialisasi rencana pengeboran kepada masyarakat.

Tetapi, karena ada massa jumlah besar yang mengepung kantor kelurahan, agenda rapat pun berubah. Apalagi setelah sejumlah perwakilan warga ngotot dilibatkan dalam rapat yang sedang berlangsung.

Mereka meminta supaya rapat memutuskan untuk tidak mengebor di Surodinawan. Saat rapat berlangsung, warga tetap berulang kali berteriak menolak pengeboran. Khawatir massa anarkhis, akhirnya rapat menyetujui pembatalan pengoboran.

Tetapi, aksi warga tidak berhenti. Mereka kembali meminta agar alat pengebor yang sudah didatangkan sejak Jumat (17/8), segera dipindahkan. Direktur PDAM Samsul Hadi yang saat itu di lokasi, langsung menyampaikan kesanggupanya untuk memindahkan alat pengebor dalam waktu satu minggu. Tetapi, warga sontak menolak. Ratusan warga berteriak agar alat bor segera dipindahkan. "Kita beri waktu dua hari. Atau, kita bakar!" teriak warga yang disambut ratusan warga lainya.

Warga pun berulang kali mengucapkan kalimat itu sembari mengacungkan dua jarinya. Samsul yang dikepung warga akhirnya menyetujui permintaan tersebut.

"Kita menolak karena pengeboran akan membuat sumur warga kering. Apalagi sebelumnya kita tidak pernah diajak bermusyawarah," ungkap Ponaji. "Kita takut bila akan terjadi seperti di Sidoarjo," kata warga lainnya.

Samsul membantah hal tersebut. "Kami sudah meneliti. Kalaupun dibor, tidak akan terjadi kekeringan pada sumur warga. Kejadian seperti di Sidoarjo juga tidak akan ada," jelas Samsul Hadi. (jif)

Sumber : Radar Mojokerto