Perlu Sikapi Siswa Tak Mampu
  • Post by Kota on 18 July 2007
blog-image


Dewan Usul Bangun Sekolah Baru
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto HM. Sochib mengusulkan perlunya Kota Mojokerto membangun sekolah baru untuk SMA. Hal itu karena, banyaknya siswa kota yang tidak tertampung di SMA yang ada.

"Khususnya siswa tak mampu, nilainya kurang mampu bersaing, akhirnya tidak mendapatkan kesempatan sekolah negeri," ujar Sochib. Padahal, upaya Pemkot Mojokerto untuk meningkatkan pendidikan murah dan gratis terus dilakukan. "Saat ini jumlah SMA negeri hanya tiga. Jumlah tersebut terlalu minim untuk memberikan kesempatan lebih kepada pelajar kota," jelasnya.

Sochib menambahkan, alasan perlunya dibangun sekolah baru di Kota Mojokerto juga dilandasi karena ketimpangan jumlah sekolah antara SMP dengan SMA. Menurutnya, saat ini di Kota Mojokerto ada sembilan SMPN. "Sementara SMA hanya tiga saja. Nah, jika nanti ditambah satu, akan bertambah lagi kesempatan yang masuk sekolah negeri," paparnya.

Sedangkan untuk sekolah swasta, katanya, saat ini sekitar sebelas sekolah umum maupun kejuruan. "Ketika dipersentase, dari sembilan SMPN itu tentunya harus ada perimbangan jumlah SMAN, agar tidak timpang," ungkapnya lagi.

Apalagi saat ini persaingan masuk sekolah negeri relatif sulit. Karena sistem nilai murni membuat siswa bersaing. "Sekolah baru nantinya akan memberi kesempatan siswa kurang mampu dengan porsi lebih besar. Hal ini sangat relevan dengan Perda Pendidikan yang dicanangkan Pemkot Mojokerto," ujar dia.

Sochib mengusulkan untuk sekolah baru nanti ditempatkan di Kecamatan Prajurit Kulon. "Saat ini dari tiga SMAN di kota, dua di antaranya di Kecamatan Magersari. Jika ditambah satu, maka ditempatkan di Kecamatan Prajurit Kulon, agar merata," katanya. Apalagi di Kecamatan Prajurit Kulon masih banyak lahan yang belum dimanfaaatkan.

Menurutnya, rencana itu akan dimajukan ke eksekutif dalam waktu dekat. "Realisasinya diupayakan tahun 2008," ujar dia. Dengan berdirinya sekolah baru, kata Sochib, tentu saja Dinas P dan K dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tak sekadar kuantitas.

Sumber        :       Radar Mojokerto