Kategori Maskin Minta Diperjelas
  • Post by Kota on 13 July 2007
blog-image

Target Pelayanan Kesehatan Belum Tepat Sasaran

Pelayanan kesehatan di Kota Mojokerto mendapat sorotan dewan. Dinilai, target pelayanan untuk masyarakat miskin yang memanfaatkan Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) belum tepat sasaran. Karena itu, dewan meminta Pemkot Mojokerto jeli mendata penerima Askeskin.

"Data dari Bappeko, BPS dan Dinas Sosial tak sepenuhnya sesuai dengan kondisi masyarakat," jelas Ketua DPRD Kota Mojokerto Noercholis.Seharusnya, ujar dia, data penerima Askeskin berasal dari RT, RW, selanjutnya ke kelurahan. "Pihak kelurahan jangan terlau mudah memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)," ingatnya.

Sejauh ini, berdasarkan hasil evaluasi dewan, belum tepatnya sasaran terhadap pasien pengguna Askeskin, menurut Noercholis, karena rancunya klasifikasi masyarakat miskin yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis itu. "Malah masyarakat yang semestinya tidak berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, berlomba meminta keterangan miskin," kilahnya. Sehingga, untuk mendapatkan pelayanan RSUD, mereka tidak dipungut biaya.

Ditambahkannya, seharusnya Pemkot Mojokerto memiliki kriteria khusus terhadap masyarakat yang akan memanfaatkan Askeskin ini. Karena data masyarakat miskin yang diterbitkan Bappeko, Dinas Sosial dan BPS, tidak memenuhi standar masyarakat miskin dalam memperoleh kesehatan gratis. Dia juga me-warning aparat kelurahan untuk berhati-hati dalam memberikan SKTM sebagai syarat berobat gratis di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo.

Menurutnya, kriteria miskin yang berhak menerima SKTM adalah warga yang benar-benar tidak mampu berobat. "Kriterianya adalah, warga yang tidak berpenghasilan. Atau, warga yang penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari," jelas dia.

Sementara itu, soal pelayanan di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Noercholis juga menilai masih jauh dari yang diharapkan rumah sakit di tingkat kota. Selain melihat penanganan yang lambat, lanjut dia, jalur administrasi di RS tersebut masih berbelit. Dia melihat lambannya pelayanan ini dikarenakan manajemen rumah sakit yang masih mengandalkan sistem manual. Sudah saatnya RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo menggunakan sistem informasi yang akurat.

Sistem informasi yang menghubungkan setiap poli dan bagian di RS ini, lanjut Noercholis, bertujuan untuk meminimalisasi kebocoran keuangan maupun stok barang RS. "Dengan demikian, tak akan ada lagi keuangan dan obat-obatan yang raib!" tandasnya.

Sumber      :       Radar Mojokerto