Op Belum Efektif Tekan Harga
  • Post by kota on 25 May 2007
blog-image


Disperindag Sidak Minyak Goreng Curah
Tengara beredarnya minyak goreng palsu jenis curah yang sempat meresahkan warga Kota Mojokerto, mendapat perhatian serius dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto. Kemarin Disperindag melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pengecer minyak goreng curah.

Sidak gabungan yang dilakukan Disperindag, Dinkes dan Bagian Perekonomian ini berlangsung di Pasar Tanjung Anyar. Sejumlah pedagang eceran didatangi petugas dan dimintai sampel minyak goreng yang dijual. "Selain contoh minyak goreng, kita juga mengambil sampel makanan yang digoreng dengan minyak eceran," kata Kepala Disperindag Buwi Sunu.

Sidak ini, ungkapnya, dilakukan karena munculnya isu minyak goreng bleaching atau oplosan mulai merambah Kota Mojokerto. "Kita memang menengar hal itu, bahkan Kota Mojokerto menjadi sasaran, karena berada dekat dengan Surabaya. Karena itu, sidak ini kita laksanakan untuk mengetahui jenis-jenis minyak goreng yang beredar," jelasnya.

Walaupun sudah mengambil sampel minyak, namun pihaknya belum bisa memberi kepastian. Karena masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Sampel masih kita kirim, dalam waktu satu minggu ini akan diketahui," ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Budwi, bahwa perkembangan harga minyak goreng jenis curah di Kota Mojokerto masih belum mengalami penurunan secara signifikan. Walaupun sudah digelar operasi pasar (OP), namun harga minyak goreng masih berada kisaran Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kg. "Targetnya dengan operasi pasar, harga akan normal hingga mencapai Rp 6.000 atau Rp 6.500 per kg," tambahnya.

Diakui bahwa sejak OP dilakukan per 12 Mei lalu, penurunan hanya mencapai Rp 300. "Pada awal Mei harga minyak goreng jenis curah memang mencapai Rp 7.800 per kg, namun setelah OP mencapai Rp 7.500 per kg," paparnya. OP dilaksanakan oleh distributor pabrik minyak dan Asosiasi Industri Minyak Goreng Indonesia (AIMI) dengan sasaran tujuh titik atau toko tersebar di Kota Mojokerto. "Untuk OP ini memang digelar industri sendiri, pemerintah hanya sebagai fasilitator," tambahnya.

Ke-7 toko itu adalah Toko Merdeka, Laut Biru, Bumi Subur, SST, Siomulyo, Beng dan Agung. "Pada 12 Mei lalu, OP digelar dengan harga Rp 7.000 per kg, lalu 18 Mei dengan harga Rp 6.500," kata Budwi. OP ini dilaksanakan hingga 30 Juni mendatang. "Jika harga belum normal, kita akan menunggu sikap pemerintah!" tandasnya.

Sumber         :         Radar  Mojokerto