Dewan Minta Serap Dak
  • Post by kota on 08 May 2007
blog-image


Untuk Alokasikan Pengadaan Alat Trombosit
Mendesaknya kebutuhan alat pengolahan trombosit di Kota Mojokerto memaksa DPRD Kota Mojokerto meninjau ulang usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2007 bidang kesehatan. Karena dianggap penting, dewan memandang perlu alokasi dana untuk pengadaan alat pengolahan trombosit tahun ini.

Ketua Komisi II (Pembangunan) Suhartono mengatakan bahwa karena Kota Mojokerto belum memiliki alat pengolahan trombosit, pihaknya akan meminta eksekutif memasukkan pada draf usulan DAK 2007. "Setahu saya memang belum ada pengolahan trombosit, padahal ini penting khususnya untuk pasien DBD atau cuci darah, kalau punya alat pengolahan trombosit tak perlu repot-repot ke Surabaya," katanya. Apalagi, saat ini Kota Mojokerto tengah intens melakukan pemberantasan penyakit demam berdarah. "Kalau bisa jangan hanya jentik yang dikejar, tapi pasien yang telanjur kena harus ditangani secara serius," imbuhnya.

Karena urgensi, pihaknya akan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai leading sector bidang kesehatan untuk memasukkan usulan pengadaan alat ini. "Kalau misalnya belum dimasukkan akan kita minta tinjau ulang, karena alat ini harganya tak terlalu mahal sekitar Rp 400 juta, sementara DAK bidang kesehatan sebesar Rp Rp 3.645.000.000," paparnya.

Salah satu pertimbangan diusulkannya pengadaan alat trombosit karena Kabupaten Mojokerto sendiri juga belum memiliki alat ini. "Kalau pasien sendiri menebus ke PMI Surabaya kan terlalu jauh, kalau di Mojokerto, nanti pasien dari Kota Mojokerto dan sekitar bisa memanfaatkannya," terangnya lagi.

Rencananya usulan itu akan dimatangkan pada pembahasan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) yang salah satunya membahas penyerapan dana DAK 2007 untuk beberapa bidang. Diantaranya pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, keluatan dan perikanan, jalan, air bersih dan bidang lainnya.

Untuk diketahui, bahwa kebutuhan trombosit (darah segar) masih menjadi persoalan tersendiri di Kota Mojokerto. Hal itu menyusul masih tingginya permintaan trombosit, sementara kebutuhan trombosit harus diperoleh di PMI Surabaya karena tak tersedianya peralatan pengolahan trombosit di Kota Mojokerto. Khususnya pasien demam berdarah yang membutuhkan trombosit dalam waktu cepat.

Hal itu diakui pihak RSUD dr Wahidin Soedirohusodo. Bahwa salah satu kendala dalam penanganan pasien DBD pada stadium tertentu adalah transfusi trombosit dalam waktu cepat. Pihak rumah sakit hanya mampu memberi rujukan transfusi trombosit itu sendiri lantaran keterbatasan tenaga di unit kerjanya. Di Kota Mojokerto sendiri pendonor trombosit masih relatif minim, karena memang tak tersedia peralatan pengolahan trombosit. Hal itu berlaku untuk semua pasien, tak terkecuali pasien pemegang kartu kesehatan gratis atau JPS.

Meskipun kebutuhan trombosit relatif tertangani, namun cukup menyulitkan pasien. Transfusi trombosit hanya diperlukan pada kondisi tertentu misalnya saat terjadi Dengue Shock Syndrome (DSS) yang disertai pendarahan sehingga memang memerlukan transfusi. Banyaknya permintaan trombosit, juga karena tidak adanya keseragaman antara rumah sakit yang satu dan lain untuk transfusi trombosit. Misalnya ada yang meminta transfusi darah saat trombositnya masih 100 ribu (trombosit normal 150 ribu--400 ribu), ada juga yang baru memberikan transfusi saat trombositnya 50 ribu.

Sumber       :    Radar  Mojokerto