Biaya Uas Ditanggung Apbd
  • Post by kota on 08 May 2007
blog-image


Dinas P dan K Yakin Lulus Seratus Persen
Semua peserta ujian akhir sekolah (UAS) di Kota Mojokerto tidak lagi dibebani biaya ujian. Karena itu, Dinas P dan K melarang sekolah-sekolah melakukan pungutan biaya bagi peserta UAS SD/MI tahun ini.

"Mereka sudah dibantu dari APBD, masing-masing mendapatkan Rp 30 ribu per siswa, baik sekolah negeri maupun swasta. Sehingga, mereka tidak lagi dikenai biaya untuk ujian ini," jelas Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto Sutomo. Larangan pemungutan biaya UAS itu berlaku bagi sekolah negeri dan swasta. "Jika sekolah negeri dilarang, sebenarnya sekolah swasta juga sama. Namun, saya tidak banyak mengetahui yang dilakukan sekolah swasta. Karena sejauh ini belum ada laporan yang masuk soal pungutan itu," ungkap Sutomo.

Kemarin, UAS berlangsung serentak di SD maupun MI. Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono melakukan sidak untuk melihat pelaksanaan UAS di sejumlah sekolah. Selain Gani, ikut dalam sidak tersebut Kepala Dinas P dan K Sutomo dan Kakandepag Soewito.

Tahun ini, peserta UAS mencapai 2.272 yang tersebar di 69 SD/MI. "Hari pertama ujian ini seluruh peserta tidak ada yang absen, dan untuk jumlah peserta sebesar 2.272, semuanya tersebar di 69 SD/MI," ungkap Gani.

Dijelaskannya, bahwa ada yang berbeda dengan UAS tahun ini. Selain dari materi soal, masalah pengoreksian hasil jawaban pun berbeda. Pada tahun kemarin delapan materi ujian cukup dibuat oleh gugus sekolah, kali ini empat materi soal dan pengoreksiannya dikendalikan oleh dinas setempat. Di antaranya matapelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Matematika.

"Untuk tahun ini, empat materi soal dan pengoreksiannya dikendalikan dinas. Hal ini karena, empat nilai matapelajaran tersebut menjadi patokan untuk melanjutkan jenjang ke tingkat SMP," ujar Sutomo. Dia mengungkapkan, untuk tahun ini, pihaknya yakin lulus seratus persen. Alasannya, siswa SD/MI hanya mengerjakan soal dari rayon dan gugus sekolah masing-masing, tidak seperti siswa SMP dan SMA yang harus ikut Unas (ujian nasional) di ujung studinya. "Semua materi soal tak jauh beda dengan yang diajarkan di sekolah. Jadi, jika mereka belajar dengan sungguh-sungguh, pastinya tak sulit untuk menjawabnya. Sehingga, tak salah kami menargetkan seratus persen kelulusan!" tandasnya. 

Sumber       :       Radar  Mojokerto