Penataan Pasar Tanjung Disorot
  • Post by kota on 04 May 2007
blog-image


Dewan Minta Pengelolaan Diperbaiki
Keberadaan Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto mulai mendapat perhatian kalangan dewan. Hal itu menyusul kian semrawutnya penataan pasar tradiosional yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian warga kota ini.

Khususnya soal penataan beberapa stand dan bedak di sisi dalam pasar. Selain terkesan sumpek dengan banyak pengunjung, juga hilir mudik kendaraan roda dua dan roda empat yang melakukan aktivitas bongkar muat di area dalam pasar. Kondisi itu semakin semrawut dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di luar batas badan jalan atau area dagang PKL yang sudah ditentukan pengelola pasar.

Anggota Komisi I (Hukum dan Pemerintahan) DPRD Kota Mojokerto, Paulus Swasono Kukuh mengatakan bahwa letak pasar Tanjung Anyar yang berdekatan dengan pusat pelayanan kesehatan (RSUD dr Wahidin Soedirohusodo, red), tempat ibadah, hotel dan rumah makan seharusnya menjadi perhatian tersendiri bagi Pemkot Mojokerto. "Misalnya soal polusi atau bau tak sedap kerap dikeluhkan pengelola hotel, padahal itu berasal dari pasar Tanjung Anyar yang berdampak pada kenyamanan tamu hotel, akibatnya tingkat okupansi hotel itu kian menurun. Ini berimbas pada turunnya PAD dari sektor hotel dan restoran atau sektor lainnya," katanya.

Menurutnya, manajemen pasar tersebut harus segera dibenahi karena pasar tradisional ini sudah menjadi ikon Kota Mojokerto.

Senada juga dikatakan Wakil Ketua Komisi II (Pembangunan) Djodi Stariyoso yang mengatakan, kondisi pasar yang tampak kian tak tertata tak bisa dilepaskan dari manajemen yang diterapkan. "Itu bergantung dari pengelola dalam hal ini eksekutif," katanya.

Tak berbeda sorotan itu juga disampaikan anggota Komisi III (Kesejahteraan Rakyat), Imam Maghfur yang meminta Pemkot Mojokerto harus segera membenahi kondisi pasar tersebut. Karena menurutnya, di satu sisi pendulangan PAD dari sektor ini memenuhi target, namun penataan pasar kurang diperhatikan. "Target PAD yang sekitar Rp 800 juta terpenuhi, tapi mengapa kesannya pemkot hanya menggenjot PAD namun mengabaikan pembenahan dan penataan pasar," katanya. Kondisi pasar yang semrawut ini tidak bisa dibiarkan hingga berlarut-larut. Karena pasar yang terletak di tengah kota tersebut seharusnya menjadi cermin kebersihan dan keindahan yang kian digaungkan pemkot. "Pasar ini jadi salah satu tolak ukur keberhasilan pemkot. Kalau bidang lainnya digarap optimal, sementara penataan pasar kurang greget, bahkan terkesan tak terurus, bagaimana menilai pemkot bekerja optimal,"imbuhnya.

Bahkan dia mengingatkan bahwa kali pertama Wali Kota Abdul Gani Soehartono menjabat, yang dilakukan yakni sidak ke Pasar Tanjung Anyar. "Namun temuan Wali Kota ini tidak ditindaklanjuti," sesalnya.

Sumber       :     Radar Mojokerto