Kuncinya Inovasi Kreatif
  • Post by kota on 01 May 2007
blog-image


Talk Show Otda Menjaring Investor ke Daerah
Kreativitas dan inovasi kepala daerah, jaminan stabilitas sosial dan keamanan serta debirokratisasi perizinan menjadi hal paling krusial dalam upaya menarik investor ke daerah. "Jangan terkungkung pada pakem. Contohnya adalah host Tukul Arwana yang sukses membalik image bahwa pembawa acara harus ganteng dan fasih berbahasa Inggris. Kuncinya lakukan inovasi yang kreatif," ungkap

Bupati Lamongan Masfuk dalam Talk Show Otda Menjaring Investor ke Daerah yang digelar di GOR dan Seni Mojopahit Kota Mojokerto pada Jumat (27/4) malam. Talk show ini dilangsungkan sebagai bagian dari malam resepsi HUT ke-6 Radar Mojokerto dan penyerahan Radar Mojokerto Award kepada 13 penerima. Bupati Mojokerto Achmady, Wali Kota Abdul Gani Suhartono dan Kapolresta AKBP Atang Heradi hadir dalam acara tersebut.

Masfuk yang kini telah tujuh tahun memimpin Lamongan menceritakan pengalamannya bernegosiasi dengan investor lokal yang membangun Wisata Bahari Lamongan (WBL) JatimPark II, investor nasional yang membangun pelabuhan antarpula Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) serta gabungan investor internasional yang memprakarsai pembangunan megaproyek Lamongan Integrated Shore Base (LISB). Ketiga proyek raksasa dengan nilai investasi hingga ratusan miliar itu berlokasi di Kecamatan Paciran, wilayah pantai utara (pantura). "Tidak gampang menarik investor. Banyak liku-likunya," papar Masfuk dalam talk show yang dipandu oleh moderator Kun Haryono, wartawan senior Mojokerto pada Jumat (27/4) malam.

Fungsionaris DPW PAN Jatim yang terpilih sebagai Bupati Lamongan pada usia 36 tahun ini mengurai, sekitar tahun lalu, dirinya sempat kebingungan mengembangkan potensi Lamongan. Hal itu setelah Amrozi dkk, sejumlah aktivis pesantren di Tenggulun, Paciran ditangkap polisi lantaran diduga sebagai pelaku pengeboman di Bali. Setelah peristiwa itu dia berpikir keras untuk mengangkat Lamongan yang sempat terpuruk citranya. "Lamongan itu dulu ibarat gadis jelek, bahkan ada seloroh jika daerah tersebut merupakan wilayah tempat pembuangan jin," kata Masfuk berkelakar.

Dengan modal pengalaman di dunia usaha, Masfuk langsung tancap gas mengontak kolega pengusaha dan petinggi pemerintah untuk melakukan lobi. Hasilnya cukup lumayan. WBL-Jatim Park II, mulai dibangun tahun 2002 dengan dana sebesar Rp 65 miliar. Sebanyak Rp 29 miliar diambilkan dari APBD Lamongan dan Rp 36 miliar lainnya dari investor PT Bangun Angsa Sejati. Area tersebut sepenuhnya dikelola investor selama 25 tahun. Komposisi bagi hasilnya adalah 45 persen untuk Pemkab Lamongan dan 55 persen untuk investor. Dari investasi Rp 29 miliar yang dikeluarkan Pemkab Lamongan, saat ini, sudah kembali Rp 15 miliar. Dalam dua tahun ke depan, Pemkab Lamongan telah kembali modalnya. "Tanah yang dibangun proyek raksasa itu tetap milik rakyat Lamongan. Dan hasilnya tetap untuk warga Lamongan," papar Masfuk.

Untuk memperbaiki citra Lamongan, Masfuk juga mengaku mengalokasikan dana hingga Rp 10 miliar pertahun untuk membiayai tim Persela berlaga dalam Divisi Utama.

sumber        :     Radar Mojokerto