blog-image

 

Penyebaran virus flu burung (Avian Influenza) di Kota Mojokerto, mendapat perhatian serius dari Pemkot Mojokerto. Khawatir bahaya virus flu burung ini menular ke manusia, Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono mengeluarkan instruksi tanggap darurat flu burung.

"Gerakan tanggap darurat flu burung akan diefektifkan dengan langkah antisipatif, yaitu melakukan penyemprotan dan memberikan vaksin unggas," kata Gani pada acara sosialisasi tanggap darurat flu burung di GOR Mojopahit, Kamis (5/4) malam.

Dalam Instruksi Wali Kota No 1 Tahun 2007 disebutkan bahwa untuk mengantisipasi flu burung di Mojokerto, akan dilakukan langkah antisipatif dengan penyemprotan dan pemberian vaksin pada setiap hari Jumat bersamaan dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). "Gerakan PSN berhasil menekan DBD, tentu tanggap darurat flu burung juga harus bisa menekan terjadinya penularan virus dari unggas ke manusia," kata Abdul Gani.

Untuk merealisasi program tanggap darurat flu burung ini, akan dibentuk tim terpadu yang terdiri atas Dinas Kesehatan, kecamatan, kelurahan dan masyarakat. Mereka akan melakukan langkah penyemprotan dan pemberian vaksin secara intensif sembari memeriksa setiap kondisi unggas-unggas milik warga Kota Mojokerto.

Pemkot tak akan melarang warga Kota Mojokerto untuk memeliharan unggas. Bahkan, wali kota juga menegaskan, penyebaran virus flu burung di Kota Mojokerto belum masuk kategori darurat. Karena itu, pemkot tak akan melakukan pemusnahan unggas secara masal.

Kendatipun demikian, jika terpaksa dilakukan pemusnahan, maka masyarakat pemilik unggas akan mendapatkan ganti rugi. Per unggas dihargai Rp 12.500 yang disebutkan dalam instruksi tersebut. "Ini sesuai dengan instruksi pemerintah," tambahnya. Walaupun di Kota Mojokerto virus flu burung belum menular ke manusia, namun wali kota meminta untuk memaksimalkan langkah preventif.

Tanggap darurat flu burung ini dilakukan Pemkot Mojokerto setelah ditemukannya beberapa unggas di Kota Mojokerto yang positif flu burung. Yaitu di Kelurahan Surodinawan dan Kelurahan Miji. Hal itu diperkuat dengan dua warga Kabupaten Mojokerto yang meninggal akibat virus ganas ini. Yaitu Siti Nur Aini, asal Kecamatan Bangsal, dan Wetono Hadi asal Kecamatan Jetis.

Sosialisasi flu burung selain dihadiri Wali Kota Mojokerto, juga dihadiri seluruh ketua RT dan RW se-Kota Mojokerto. Wali Kota juga memberikan apreasiasi terhadap program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang telah dilakukan. Karena dengan adanya program tersebut, penderita demam berdarah dengue (DBD) yang ada di Kota Mojokerto turun drastis.

Dalam acara tersebut, para peserta sosialisasi diberikan pengarahan mengenali gejala flu burung yang terjadi pada unggas dan manusia. Selain itu, tim terpadu penanggulangan flu burung dan penyakit zoonosa memberikan berbagai tips supaya terhindar dari virus mematikan ini. 

Sumber         :        Radar Mojokerto