Warga Dua Kelurahan Diperiksa
  • Post by kota on 29 March 2007
blog-image


MENYUSUL ditemukannya unggas dengan gejala klinis flu burung, warga dua kelurahan di Kota Mojokerto diperiksa kesehatannya. Warga tersebut didatangi petugas Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dan diperiksa satu per satu. Pemeriksaan itu dilakukan dengan radius 100 meter dari lokasi ditemukannya virus flu burung, yaitu di Kelurahan Surodinawan dan Kelurahan Miji.

Hasilnya, ada delapan warga di dua kelurahan tersebut yang mengalami demam dan flu. Karena khawatir terinfeksi flu burung, mereka dirujuk ke puskesmas dan RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

"Kami khawatir ini flu burung, karena Mojokerto sudah seperti ini," ujar seorang warga Surodinawan. Hal itu karena, dua orang warga Kabupaten Mojokerto, yakni Siti Nur Aini dan Wetono Hadi yang meninggal karena virus mematikan tersebut. Apalagi tetangganya mengalami gejala panas yang mirip dengan gejala awal flu burung. "Sebelumnya juga ada ayam yang mati karena flu burung," tambahnya.

Tujuh orang yang dirujuk ke Puskesmas Blooto, enam di antaranya ternyata mengalami demam biasa. Sementara satu orang diduga menderita sakit tifus. Meskipun demikian, pasien yang bernama Indah itu sempat diambil sampel darahnya. Demikian pula dengan satu orang pasien bernama Muslik, asal Kelurahan Miji, yang dirawat di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo sempat diambil sampel darahnya untuk diperiksa di laboratorium.

"Kita memang sudah mendapat laporan soal demam-demam yang dialami warga. Dari hasil pemeriksaan medis, mereka mengalami demam biasa dan tifus," ungkap Kasubdin Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Mojokerto drg Sri Mujiwati.

Menurutnya, dari hasil tes sampel darah dua pasien yang sempat dikhawatirkan itu, bukan suspect flu burung. Apalagi berdasarkan hasil tes demam, suhu badan keduanya masih relatif normal. "Suhu badan keduanya sekitar 37,6 derajat, sementara jika disebut suspect mencapai 39 atau 40 derajat," ungkap drg Sri Mujiwati.

Kendati demikian, petugas Dinkes Kota Mojokerto langsung mendatangi dua kelurahan itu untuk memastikan gejala flu burung di lokasi tersebut. Mereka memantau dan memeriksa warga satu per satu. "Kita melakukan mobiling dengan mendatangi masing-masing warga sekitar lokasi unggas yang dinyatakan flu burung," jelas drg Sri Mujiwati.

Menurutnya, pemeriksaan antisipatif ini dilakukan setelah ada laporan beberapa warga yang mengalami demam. Selain itu, dua kelurahan tersebut akan terus dipantau selama satu minggu ke depan. "Daerah tersebut kan sudah kena virus flu burung dari hasil rapid test ayam milik warga. Karena itu, kita terus mewaspadai sejak awal!" tandasnya.

Sumber        :      Radar Mojokerto