blog-image

Sampah basah rumah tangga ternyata bisa dimanfaatkan untuk peningkatan gizi keluarga. Ini coba dibuktikan oleh Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto. Dengan menggandeng Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, mereka mengadakan pelatihan pemanfaatan sampah basah rumah tangga untuk Karang Gizi Keluarga, Selasa (13/3). Kegiatan yang berlangsung di Balai Pertemuan Kelurahan Balongsari tersebut diikuti ibu-ibu rumah tangga dan Kader Kesehatan serta Tim Desa Siaga Kelurahan Balongsari.

Caranya, sampah basah dirumah tangga diolah menjadi kompos. Selanjutnya kompos dipakai untuk karang gizi keluarga dimana lahan tersebut ditanami aneka sayur seperti bayam, sawi, tomat, terong, bawang merah, lombok dan lainnya.

Menurut Ny. Hj. Dwi Astuti Abdul Gani Ketua Tim Penggerak PKK Kota, selain mendidik masyarakat untuk sadar lingkungan, karena pengolahan sampah basah didahului dengan pemisahan sampah kering seperti plastik, logam dan botol, pengolahan sampah untuk kompos ini juga sekaligus mendidik masyarakat sadar gizi dengan memanfaatkan hasil karang gizi keluarga.

“Dengan memanfaatkan hasil karang gizi keluarga ini diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita, ibu hamil dan anggota keluarga lainnya,” ujar Ny. Dwi Astuti.

Sementara itu, masih dibidang Kesehatan, Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto juga sangat perhatian untuk menurunkan kematian ibu bersalin dan bayi melalui Desa Siaga di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Kedundung dengan menggerakkan masyarakat untuk ikut mewaspadai dan memantau kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi, dimana tempat tinggalnya diberi tanda bendera dengan warna sesuai kondisinya.

Ada empat warna bendera yang digunakan, meliputi bendera kuning untuk ibu hamil 1-6 bulan, merah untuk ibu hamil 7 bulan hingga bersalin, hijau untuk ibu nifas dengan bayi umur 40 hari. dan bendera biru untuk bayi umur 41 hari hingga 1 tahun. (luv/kh)