Dinkes Akan Lakukan Sweeping Campak
  • Post by kota on 27 February 2007
blog-image



Dinas Kesehatan Kota Mojokerto akan melakukan sweeping dan benar-benar memberikan perhatian pada setiap warga yang belum mengikutkan anaknya dalam imunisasi campak yang dilaksanakan mulai Selasa (20/2) kemarin.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya campak terhadap anaknya, apalagi di usia balita sangat membahayakan bagi anak tersebut. Hal ini pula menjadi kekhawatiran Dinas Kesehatan Kota Mojokerto yang akan melaksanakan sweeping terhadap warga Kota yang belum mengimunisasikan campak anak-anaknya.
Untuk menggaet sasaran program sebanyak mungkin, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto bekerja sama dengan pihak Kelurahan dan mengikut sertakan RT setempat. Hal ini agar Kota Mojokerto benar-benar terbebas dari penyakit campak, lumpuh layu maupun polio.
Tingkat kesadaran masyarakat dalam berimunisasi di Jawa Timur tergolong cukup rendah. Indikasi tersebut diketahui dari banyaknya kasus lumpuh layu, campak maupun polio yang tersebar hampir di 34 Kabupaten/Kota. Demikian kata Kasubdin Pencegahan dan Surveylen Epidemologi Dinas Kesehatan Propinsi Jatim, Lilik Indahwati usai pelaksanaan PIN di Kota Mojokerto.
Lilik menyebutkan hingga memasuki pertengahan Pebruari 2007, Dinas Kesehatan Jatim menemukan sedikitnya ada 3995 penderita campak ditemukan di Puskesmas. Jumlah tersebut belum termasuk di rumah sakit yang mencapai 1703. “Banyaknya temuan ini menunjukkan bahwa  kesadaran berimunisasi masyarakat masih rendah. Acap kali mereka enggan membawa anak-anak mereka ke pos pelayanan imunisasi saat PIN digelar. Padahal ini sangat penting,” terang Lilik.
Sementara itu menurut Kasubdin Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, drg Mujiwati menyebutkan, “Dalam pelaksanaan PIN Selasa  kemarin, sedikitnya terdapat 10.048 balita serta 14.089 anak usia SD ikut ambil bagian dalam program tersebut dan itupun belum bisa mengikuti semua”. Dan untuk keterbatasan tenaga yang ada diwilayah Kota mojokerto seperti di kelurahan-kelurahan akan dilakukan imunisasi secara bergantian dan mungkin juga berlaku untuk wilayah sekolah-sekolah yang belum mendapatkan giliran.

Sumber    :     Jatim Mandiri