Harga Beras Melonjak
  • Post by kota on 14 February 2007
blog-image


OPM Belum Capai Tujuan
MOJOKERTO - Walaupun Pemkot Mojokerto bersama Bulog telah seminggu lebih menggelontor Operasi Pasar Murni (OPM) beras di seluruh kelurahan secara bergiliran, namun harga beras di pasaran terus merangkak naik. Beras jenis IR 64 yang sebelumnya harganya Rp 5.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 5.300. Kenaikan beras jenis Bramu yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 5.500 tiap kilogram, perlahan merangkak naik menjadi Rp 5.800, hingga kemarin tembus angka Rp 6.000.

"Bahkan, beras IR 64 yang baru dipanen, harganya juga naik. Sebelumnya Rp 5.300, kini menjadi Rp 5.600 tiap kilogram," ungkap Nur Salim, seorang penjual beras di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto, kemarin.

Kenaikan harga tersebut, menurutnya, lebih disebabkan kelangkaan barang. "Masih sedikit sekali petani yang panen. Karena musim kemarau kemarin itu sangat panjang. Sehingga, kebanyakan sekarang ini petani baru mulai tanam. Akibatnya, barang yang beredar di pasaran juga berkurang," kata Nur Salim.

Meskipun dirinya mengakui, dengan penggelontoran beras OPM yang dilakukan pemerintah setempat bersama Bulog banyak memengaruhi penjualan, namun karena langkanya barang dan tingginya harga beli barang, pihaknya tetap harus mengikuti harga yang ada di pasaran. "Memang sepi, tapi barangnya kan langka. Di selep (penggilingan padi, Red) juga tidak ada barang," ungkap Nur Salim.

Ketika dimintai konfirmasi hal tersebut, Agus Dirgantoko, ketua Tim OPM Kota Mojokerto sekaligus Kasubdin Perdagangan Disperindag dan Penanaman Modal mengakui, sejauh ini harga beras di pasaran belum turun. Sehingga, jika melihat tujuan utama digelarnya OPM ini untuk menstabilkan harga beras di pasaran, maka sejauh ini pula belum tercapai. "Langkah selanjutnya, jika harga tetap tidak bisa stabil, maka kami akan berkoordinasi dengan Disperindag Provinsi Jatim dan Pusat," ujar Agus Dirgantoko. Langkah tersebut, menurutnya, mengingat kaitannya harga beras menuntut untuk ditangani antardaerah. "Persoalan harga beras ini meliputi pusat dan produksi beras, distribusi dan stok beras. Karena itu, akan langsung kami koordinasikan," kata Agus Dirgantoko.

Di satu sisi, meskipun pemerintah maupun Bulog menegaskan bahwa OPM kali ini tidak terbatas jumlah dan sasarannya (tak hanya untuk masyarakat miskin, Red), namun jadwal waktu OPM yang terbatas. Sebagaimana dipertegas Kadisperindag dan Penanaman Modal Kota Mojokerto Budwi Shunu, operasi pasar itu hanya dilakukan selama dua minggu, selain hari libur. Awalnya, dengan menggelontor beras dengan harga jauh di bawah harga di pasaran, yaitu Rp 3.700 per kilogramnya, diharapkan lonjakan harga beras di pasaran bisa turun sampai stabil. "Paling tidak, harga beras di bawah Rp 4.500 per kilogram!" tegasnya ketika itu. (abi)

sumber : Radar Mojokerto