Pemilihan Bk Panas
  • Post by kota on 13 February 2007
blog-image


Tarik Calon, FPG-FPD Pilih Abstain
Merasa ditilap dalam kompromi politik yang dilakukan sejumlah fraksi di lingkup DPRD Kota Mojokerto membuat Fraksi Partai Golkar (FPG) memutuskan menarik calonnya dari bursa pemilihan anggota Badan Kehormatan (BK), kemarin. Mereka pun abstain dan meninggalkan peluang perebutan kursi salah satu alat kelengkapan dewan bersifat tetap tersebut setelah sebelumnya telah gagal mendudukan anggotanya dalam pemilihan Ketua Komisi.

Keputusan yang sama juga ditunjukkan Fraksi Partai Demokrat (FPD). Di tengah berlangsungnya rapat paripurna pemilihan anggota BK yang digelar di Kantor DPRD Kota Mojokerto kemarin, fraksi beranggotakan tiga anggota dewan tersebut menarik Combat Soni Caroko dari bursa calon anggota. Berbeda dengan FPG, sejauh ini belum diketahui alasan FPD sendiri mengiringi keputusan tersebut.

"Seperti yang terungkap dalam surat resmi pencabutan yang kami serahkan ke pimpinan, bahwa pencabutan calon kami dari kandidat ketua itu adalah dalam rangka menghormati kesepakatan empat fraksi," ujar ketua FPG Rahmad Sulphie sesaat usai pemilihan. Menurutnya, sebelum pemilihan digelar sudah ada kesepakatan bersama empat fraksi dari enam fraksi yang ada. "Kesepakatan itu minus FPG dan FPD. Selama ini kami tidak pernah diajak. Dan, yang saya ketahui kesepakatan itu tertulis," tegasnya.

Dengan keputusan tersebut, maka Satori Suarta yang sebelumnya telah diusulkan menjadi calon anggota BK, dari FPG tidak bisa mengikuti pemilihan tersebut. Kendati telah menarik calonnya yang secara otomatis membuang peluang FPG masuk anggota BK, seluruh anggota fraksi partai berlambang pohon beringin tersebut tetap berada di dalam sidang. "Pemilihan itu kan ditetapkan secara musyawarah untuk mufakat. Meski kami di dalam, tapi kami memilih abstain," katanya.

Sementara Satori Suarta sendiri yang dikonfirmasi perihal penarikan dirinya dari bursa calon, mengaku tidak tahu menahu. Bahkan, penarikan itu menurutnya sangat mendadak, terjadi di tengah sidang berlangsung. "Saya tidak tahu-menahu. Itu pun sangat mendadak dan telah menjadi keputusan fraksi," ujarnya singkat sebelum meninggalkan kantor dewan.

Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Mojokerto Noer Cholis ketika ditanya perihal tersebut mengatakan, penarikan calon yang dilakukan dua fraksi sangat tiba-tiba. Sebelumnya, keduanya telah mengajukan calon anggota BK dari fraksinya masing-masing. "Di pertengahan sidang sempat juga break untuk memberikan kesempatan kepada FPG kemungkinan untuk mencabut kembali penarikannya terhadap calon anggota BK. Namun, sampai dua kali break setelah sebelumnya sudah dilakukan break pertama atas keinginan FKB, keputusan fraksi tersebut tetap tidak berubah," katanya. Penarikan calon yang dilakukan FPD sendiri baru dilakukan setelah break kedua, yakni setelah munculnya langkah FPG. "Karena menarik calonnya, akhirnya keduanya menyerahkan pemilihan itu kepada empat fraksi yang ada untuk menentukan anggota BK," ujarnya.

Hasilnya, dari empat calon yang ada, Imam Maghfur (FAPK), Markus Kustarjo (FKPS), Riha Mustofa (FKB) dan Mubinah (FPDIP) berhasil ditetapkan tiga orang dengan musyawarah untuk mufakat. Dari empat calon tersebut, hanya Markus yang harus legowo tidak masuk anggota BK. "Pemilihan ketua baru besok (hari ini, red)," ungkap Riha Mustofa.

Menyikapi alasan FPG terkait adanya kesepakatan bersama empat fraksi, sejumlah kalangan dewan menilai wajar. Lobi-lobi politik yang terjadi di lingkaran politik menjadi sesuatu yang lumrah. Terkait adanya kesepakatan tertulis sendiri, sejumlah anggota dewan enggan memberikan keterangan.

Informasi yang dihimpun Radar Mojokerto seputar pemilihan anggota BK sendiri, sejumlah suara fraksi sebenarnya telah bulat untuk mengusung nama Satori Suarta yang notabenenya politisi senior FPG. Serta calon dari FKB. Namun, karena peta berubah, maka suara mereka pun gagal. 

Sumber      :    Radar Mojokerto