Puluhan Bebek Mati Mendadak
  • Post by kota on 09 February 2007
blog-image


Warga Khawatir Flu Burung

PRAJURIT KULON- Kekhawatiran masyarakat akan bahaya flu burung, mulai merambah wilayah Kota Mojokerto. Kemarin, warga Pulowetan, Kelurahan Kecamatan Prajurit Kulon, dihebohkan kabar flu burung, setelah puluhan bebek milik seorang warganya diketahui mati mendadak.

Bebek-bebek yang mati menggelepar tanpa sebab itu milik Kodri, 41, seorang warga setempat. Sebanyak 25 ekor bebek miliknya diketahui mati pada subuh sekitar pukul 05.00 kemarin. Karena khawatir, warga membakar puluhan bangkai bebek dan menguburnya.

Menurut keterangan Kodri, kematian unggas miliknya diketahui ketika Nursamah, istrinya, akan mengecek kondisi bebek-bebek peliharaannya yang berjumlah 60 ekor. Ketika memasuki kandang, Nursamah sudah melihat beberapa ekor bebeknya sudah mati. Bahkan, saat itu dia juga melihat seekor bebek menggelepar, berkelojotan, kemudian mati. Karena merasa ada yang aneh dengan bebek miliknya, Nursamah membangunkan suaminya.

"Ternyata memang benar, bebek-bebek itu mati karena sebab yang aneh," ungkap Kodri usai melihat sendiri kondisi hewan ternaknya. Dan dalam waktu tak lama, sekitar 25 bebek miliknya mati. Selanjutnya, Kodri memberitahukan hal itu pada tetangganya.

Tak pelak, spekulasi pun bermunculan, yaitu dugaan terjangkit virus flu burung. Apalagi saat ini isu flu burung tengah melanda sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Mojokerto yang ditemukan unggas terjangkit flu burung di Kecamatan Puri.

Karena takut bebek-bebeknya terjangkit virus mematikan itu, Kodri kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada ketua RT setempat. Selanjutnya, ketua RT setempat, Totok Subijanto meneruskan laporan tersebut ke Lurah Pulorejo Mulyadi.

"Kami merasa khawatir, karena empat hari lalu, lima ekor unggas milik warga lingkungan sini (Lingkungan Pulowetan) juga mati mendadak," kata Kodri. Tak hanya melapor ke petugas, Kodri juga langsung menjual 16 bebek dewasa miliknya.

Sementara itu, mendapat laporan itu, petugas Dinas Pertanian dan Peternakan Pemkot Mojokerto langsung melakukan penyempotan disinfektan di sekitar lokasi kejadian. Suhartowo, salah satu petugas mengemukakan, hasil kesimpulan sementara, kejadian ini bukan akibat flu burung. "Indikasi flu burung biasanya ditandai dengan kematian ayam dulu, karena unggas jenis ini paling rentan terkena flu burung," jelas Suhartowo.

Tak cukup melakukan penyemprotan, petugas juga melakukan vaksinisasi flu burung terhadap unggas-unggas lainnya. "Kesimpulan sementara, kami belum bisa memastikan apakah ini flu burung!" tandas Suhartowo. (yr)
 
Sumber : Radar Mojokerto