Stok Darah Menipis
  • Post by kota on 12 January 2007
blog-image

Stok darah di PMI Kota Mojokerto dalam dua hari terakhir menipis. Khususnya, kebutuhan golongan darah jenis O, sejak dua lalu terlihat kosong. Hal itu menyusul turunnya jumlah pendonor sejak beberapa hari lalu. Akibat kosongnya stok darah tersebut, sejumlah permintaan untuk kebutuhan darah di Mojokerto tak terlayani.

Menurut pihak Unit Transfusi Darah (UTD) Kota Mojokerto, permintaan darah mulai meningkat sejak beberapa mingu ini. Tidak hanya dari sejumlah rumah sakit lokal yang menjadi pelanggan tetap PMI, melainkan juga dari orang-perorangan. "Jumlah rumah sakit yang kami layani selama ini adalah 25 unit, tapi ternyata permintaan justru melampaui batas, sehingga tidak sebanding dengan stok yang ada," kata dr Widyastuti Kepala UTD PMI Kota Mojokerto.

Dia jelaskan bahwa dalam sepekan terakhir ini jumlah permintaan darah rata-rata mencapai 50 hingga 60 kantong per hari. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari permintaan sebelumnya yang hanya 20 sampai 30 kantong per hari. Hal itu menyebabkan stok mulai menipis, sementara jumlah pendonor menurun. Apalagi sejumlah pendonor tetap seperti instansi pemerintahan, sekolah, lembaga swasta juga jarang yang melakukan aksi donor. Bahkan mobil donor keliling yang disediakan oleh PMI pun belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan itu.

Meningkatnya jumlah kebutuhan darah tersebut selain disebabkan permintaan rumah sakit yang semakin meningkat, juga karena disebabkan karena tingginya angka kecelakaan dan bertambahnya penderita anemia. Sehingga praktis kebutuhan darah di sejumlah rumah sakit pun ikut meningkat.

Dia mengurai, hingga memasuki minggu kedua bulan Januari 2007 ini, permintaan darah di PMI Mojokerto sudah mencapai 429 kantong. Jika dikalkulasi, jumlah tersebut jauh lebih tinggi. Sebab hingga akhir Desember 2006 lalu total kebutuhan hanya mencapai 1189 kantong. "Jika melihat tren awal bulan ini, kemungkinan akan meningkat," tegasnya.

Untuk mengatasi kekurangan darah tersebut lanjut Widyastuti, pihaknya saat ini mengoptimalkan mobil unit yang akan mengambil darah donor dari instansi-instansi. Selain itu pendonor rutin juga menjadi sasaran. "Selain mobil unit, kita juga akan menelepon pendonor rutin, sesuai dengan kebutuhan darah. Pendonor yang datang ke kantor juga tetap dilayani," terangnya.

Kendati stok darah di PMI kerapkali kurang, pihaknya tidak akan mengambil jalan pintas dengan melegalkan donor komersil. Yaitu pendonor yang akan diberikan uang setelah memberikan darahnya. Sebab selain kualitas darah belum diketahui kondisinya, cara tersebut juga banyak mengandung resiko "Jika kami menerima, mungkin kami tidak akan kekurangan stok, karena jumlah pendonor seperti itu cukup banyak namun mereka tidak mempertimbangkan faktor kesehatan atau keselamatannya, bahkan tak jarang belum genap tiga bulan mereka donor, mereka kembali donor hanya untuk mendapatkan uang," tandasnya.

Sumber    :     Radar Mojokerto