blog-image


APBD Tersendat, Ribuan Gakin Dipaksa Bersabar Sebulan
Sepuluh hari pertama di bulan Januari 2007, beras untuk masyarakat miskin (raskin) belum didistribusikan. Hal itu tak pelak menyebabkan, keluarga miskin (gakin) sebagai sasaran program tersebut bakal menunggu. Malah, belakangan disebut-sebut pendistribusian beras tersebut bakal dirapel pada bulan kedua nanti.

Awal tahun ini bisa dibilang sebagai bulan bersabar bagi gakin di Kota Mojokerto. Mereka yang setiap bulan pada tahun sebelumnya menerima raskin, untuk bulan Januari yaitu bulan pertama di tahun 2007 ini, mereka berpeluang besar tidak bisa menerimanya. Mereka dipaksa harus bersabar tidak menikmati beras IR 64 yang menjadi standar raskin untuk sebulan ini. "Sampai sekarang kami belum menerima beras itu," ungkap salah seorang warga Kota Mojokerto yang sebelumnya menjadi sasaran raskin.

Mengapa demikian? Tentunya pertanyaan itu yang menggeliat di benak keluarga miskin. Pada awal tahun ini, di pusat perkantoran Pemkot Mojokerto memang sedang berlangsung pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu di dalamnya termasuk anggaran program raskin. "Kalau misalnya pembahasan RAPBD sudah rampung bulan Desember dan pemerintah langsung bisa action, tentu akan lain ceritanya. Beras untuk masyarakat miskin itu sudah bisa dipastikan bulan ini dibagikan," ungkap Kabag Perekonomian Pemkot Mojokerto Joko Suhariono yang sekaligus memastikan dirapelnya pendistribusian beras ke sasaran.

Beras itu baru akan diberikan pada bulan kedua tahun ini. Karena dirapel, ya setiap rumah tangga miskin (RTM) demikian biasa sasaran disebut akan menerima dobel. Ya jatahnya bulan Januari dan Pebruari itu. "Rencananya pembahasan RAPBD baru didok tanggal 23 Januari. Sehingga, kemungkinannya baru bulan dua akan kami rapel pendistribusian beras tersebut," katanya.

Namun demikian, di tengah penantian setiap sasaran raskin bisa di tangan penerimanya, pemerintah memberikan janji angin segar. Secara tegas, pemerintah menyatakan bakal memperjuangkan jatah beras yang dibagikan tetap 15 kilogram. "Kan sekarang sudah pasti, jika jatah dari APBD menjadi 10 kilogram atau berkurang 5 kilogram dari tahun sebelumnya. Namun, bagaimana caranya tetap 15 kilogram yang diterima setiap sasaran, kami akan menutup kekurangan itu. Tentunya harus menyiapkan anggarannya. Sebab, kalau terjadi tidak sama, dari APBD 15 kilogram sedangkan APBN 10 kilogram, nanti akan menimbulkan kecemburuan di masyarakat," ungkapnya. Karena urusan anggaran itulah, maka harus menunggu RAPBD didok dan resmi menjadi APBD 2007. "Kalau sudah didok, langsung dilelang biar segera bisa diterimakan," katanya.

Untuk tahun 2007 sendiri, dikatakan Djoko jumlah sasaran mengacu pada data Bappeko sebanyak 5.036 RTM. Jumlah tersebut menurun dari jumlah sasaran sebelumnya sebanyak 5.052. Dari jumlah keseluruhan tersebut, APBN akan meng-cover sebanyak 3.848 RTM. "Meskipun yang di-cover APBN jumlah sasarannya bertambah, namun jatahnya menurun. Memang, terjadi perubahan, jika sebelumnya APBN hanya sepuluh bulan, tahun ini utuh setahun," katanya.

Diakuinya, dengan adanya perubahan jatah dari APBN ini menuntut pihaknya berpikir keras mencari solusinya. Untuk menutup kekurangan itu pun harus berjuang melalui pembahasan di dewan. Meski demikian, pihaknya optimis dewan menyetujui. "Ini merupakan hak masyarakat. Pasti akan kami berikan. Namun, memang sekarang masih menunggu disetujuinya anggaran tersebut. Ya, menunggu didoknya RAPBD," katanya. RAPBD sendiri rencananya mulai hari ini baru akan dimulai pembahasannya. 

Sumber        :       Radar   Mojokerto