Wali Kota Sidak Plengsengan Ambrol
  • Post by kota on 04 January 2007
blog-image


Tingginya curah hujan yang mengguyur Mojokerto belakangan ini dinilai Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Suhartono menjadi salah satu penyebab ambrolnya plengsengan di Kelurahan Meri Kecamatan Magersari. Selain kurangnya pemadatan yang menyebabkan mudah tergerus tanah penahan yang beberapa titik diantaranya masih labil, juga ditambah lagi dengan pengurukan yang memang masih baru.

Demikian itu diungkapkan orang nomor satu di kota ini di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi plengsengan yang ambrol beberapa hari lalu di Kelurahan Meri Kecamatan Magersari, Rabu (3/1) siang. Sidak yang dilakukan bersama jajaran anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto ini, selain melihat dari dekat kondisi di lapangan, juga untuk mengetahui kerja rekanan yang harus bertanggungjawab memperbaiki seluruh titik yang ambrol. "Tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya penurunan tanah penahan tanggul," kata Abdul Gani saat berada di lokasi proyek senilai Rp 1,9 M dari Dana Alokasi Khusus (DAK) nondana reboisasi tersebut.

Namun, lanjutnya, plengsengan tersebut masih menjadi tanggungjawab rekanan, dalam hal ini PT Dwi Mulya Jaya selaku pelaksana proyek. Sehingga, seluruh titik ambrol yang terjadi pada plengsengan harus diperbaiki sampai rampung. "Ini masih tanggungjawab rekanan yang mengerjakan. Sehingga, dengan adanya pekerja yang memperbaiki sekarang ini, merupakan tanggungjawab kontraktor. Kan untuk masa pemeliharaan itu sampai enam bulan," katanya.

Hal ini senada dengan Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Djodi Starioso yang turut bersama wali kota dalam sidak tersebut.

Menurut Djodi, karena masih menjadi tanggungjawab rekanan, maka yang bersangkutan harus memperbaiki. "Plengsengan yang ambrol harus seluruhnya harus diperbaiki," kata Djodi.

Sebagaimana diketahui, ambrolnya plengsengan yang pengerjaannya belum sebulan diserahkan ke Pemkot Mojokerto tersebut mengalami ambrol pada beberapa titik. Kali pertama diketahui hanya satu titik ambrol pada Kamis (28/12) malam, saat itu bersamaan turun hujan deras. Namun, titik ambrol tersebut bertambah lagi sebanyak lima titik. Dua diantaranya kondisinya parah yang panjangnya sekitar sepuluh meter. Sedangkan, tiga titik lainnya bangunannya rontok-rontok. Sejak ambrol pertama, langsung mendapat perbaikan dari rekanan yang melaksanakan pengerjaan proyek tersebut.

Sekadar diketahui, sesuai papan proyek yang terpampang di lokasi, selain nilai proyek sebesar Rp 1,9 miliar, pengerjaan proyek tersebut dikerjakan mulai tanggal 14 Juli sampai 11 Desember 2006 dengan panjang sebelah kanan 725 meter dan sebelah kiri 650 meter. 

Sumber      :    Radar Mojokerto