Gagal Terealisasi 2006
  • Post by kota on 02 January 2007
blog-image


Pengoperasian Komuter Sumo
Meskipun rencana pengoperasian komuter Surabaya-Mojokerto digulirkan sejak awal 2006 lalu, namun hingga tutup tahun belum juga terwujud. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda kapan komuter dengan nama Sumo (Surabaya - Mojokerto) yang diharapkan menjadi sarana transportasi cepat dan murah untuk masyarakat itu direalisasi.

Belum beroperasinya komuter ini langsung direspons Wali Kota Abdul Gani Soeharton yang akan menanyakannya ke Gubernur Jatim Imam Utomo. "Selasa (besok) saya akan rapat dengan Gubernur. Saya akan menyampaikan soal komuter tersebut," ungkap Gani.

Memang, Pemprov Jatim telah memberi sinyal bakal terealisasinya Komuter Sumo di tahun 2006. Apalagi rencana ini mendapat dukungan dari Pemkot Mojokerto. Lampu hijau dari Dirjen Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan juga sudah keluar. Bahkan Pemkot Mojokerto telah mengaspal halaman Stasiun Mojokerto sebagai bentuk komitmen mendukung beroperasinya sarana transportasi tersebut.

Menyangkut pengaspalan tersebut, Wali Kota Mojokerto mengakui jika langkah tersebut menunjukan keseriusan Pemkot Mojokerto mendukung terealisasinya komuter itu. Memang, terkait komuter tersebut, pemkot hanya dibagii tugas untuk mengaspal halaman stasiun. Sedangkan, segala sesuatu menyangkut kelengkapannya, lebih banyak dilakukan PT KAI. "Untuk pengaspalannya semuanya sudah rampung," katanya.

Secara terpisah, Kepala Stasiun Mojokerto, Sukamto ketika dimintai konfirmasi perihal tersebut mengatakan, sejauh ini soal Komuter Sumo belum mengetahui kepastiannya. Bahkan, menurutnya, pihaknya belum pernah diajak membahas hal itu lebih jauh bersama pemkot. Namun, dirinya mengaku sudah mengetahui jika ada rencana pemkot soal Komuter tersebut. "Sampai sekarang saya juga belum tahu kepastiannya," katanya.

Sekadar diketahui, rencana pengeoperasian Komuter Sumo, selain mendapat dukungan kalangan LSM di Kota Mojokerto, dukungan juga datang dari kalangan dewan. Hal ini mengingat, keberadaannya dinilai sebagai kebutuhan mendesak. Menyusul banyaknya masyarakat Mojokerto yang mencari nafkah di Surabaya.

Sumber        :    Radar Mojokerto