blog-image


Warga lingkungan Pekayon, Kelurahan Kranggan dan sekitarnya, menunggu realisasi janji Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Suhartono untuk melakukan pengerukan terhadap Kali Cemporat. Janji itu pernah disanggupi wali kota saat acara pengajian Isra Mikraj dan Dialog Bersama Wali Kota di Masjid Baiturrakhim Perumahan Gatoel pada awal Agustus lalu. 

Hal itu membuat beberapa warga Pekayon yang rumahnya berada di sekitar aliran sungai kecewa. Pasalnya, jika pendangkalan yang ada di Kali Cemporat itu tidak segera dikeruk, dikhawatirkan aliran air yang melintas tidak bisa berjalan lancar. Sehingga, cukup berpotensi menyebabkan banjir. Apalagi jika debit air hujan atau air kiriman dari atas gunung cukup besar. "Ini yang bisa membahayakan," tukas Hendi, ketua RT 1/ RW 3 Kelurahan Kranggan yang tiga tahun lalu rumahnya kebanjiran setinggi satu meter.

Untuk mengantisipasi banjir, beberapa warga yang dua minggu lalu ikut serta bersih-bersih Kali Sadar dan Cemoporat itu mengaku tidak sabar menunggu janji wali kota. Mereka pun akhirnya patungan membayar kuli angkut untuk menaikkan gundukan tanah dari dasar dan tepi Sungai Cemporat ke atas. Tujuannya untuk memperlancar jalannya air. Hal ini sebagaimana yang dilakukan warga RT 3/ RW 3 Perumahan Gatoel. "Daripada menunggu janji wali kota yang tidak kunjung datang, lebih baik diantisipasi sendiri saja," tukas Bambang, warga Pekayon.

Beberapa warga RW 2 Perumahan Gatoel yang ada di utara Kali Cemporat sepertinya juga gelisah dan tidak sabar menunggu janji wali kota. Mereka berencana menggalang dana dari warga untuk dipakai membiayai pengerukan Kali Cemporat yang melintas di daerahnya. Selain bisa menyebabkan banjir, kondisi pendangkalan sungai itu juga terlihat jorok dan kumuh, meskipun beberapa waktu lalu sudah dibersihkan ilalangnya saat acara bersih-bersih Kali Sadar yang digalang Radar Mojokerto bersama Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto.

"Katanya pengerukan Kali Cemporat dan Kali Sadar itu sudah masuk pembiayaannya lewat PAK 2006, tapi hingga usia tahun 2006 tinggal setengah bulan lagi, pengerjaan pengerukan belum juga dimulai. Padahal, realisasi proyek dengan dana PAK seharusnya kan dituntaskan pada tahun ini juga. Tapi, kenapa hingga sekarang belum juga dimulai proyeknya?" tanya Abdul Choliq, warga Jl Mentawai.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Suhartono ketika dimintai konfirmasi perihal janjinya tersebut mengatakan, semuanya akan beres. Bahkan, secepatnya akan dikeruk. "Beres pokoknya, secepatnya akan dikeruk," ungkapnya singkat, kemarin.
Meskipun demikian, sebagaimana yang telah diberitakan koran ini beberapa waktu lalu, Pemkot Mojokerto memastikan kondisi sungai yang dangkal tersebut secepatnya dilakukan pengerukan. Bahkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto yang kala itu dijabat Marsidi menyatakan, anggarannya telah dimasukkan dalam PAK APBD TA 2006 sekitar Rp 900 juta. Pihaknya juga mengaku, secara khusus telah meninjau lokasi yang dimaksud.

Sebelumnya, Anggota dewan Kota Mojokerto Suhartono beberapa waktu yang lalu juga pernah menyinggung, bahwa dalam PAK 2006 dianggarkan dana sebesar Rp 900 juta juga untuk normalisasi saluran air.

Sumber      :   Radar Mojokerto