Jumlah Jch Menurun
  • Post by kota on 28 November 2006
blog-image


Jumlah jamaah calon haji (JCH) Kota Mojokerto tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu tercatat sebanyak 228 orang jamaah, sedangkan tahun ini hanya 149 orang. Seluruhnya tergabung dalam kloter 29 bersama rombongan dari Surabaya dan Pasuruan.

Demikian diungkapkan M. Rofik, Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Depag Kota Mojokerto ketika ditemui di ruang kerjanya usai menggelar rapat koordinasi, kemarin. Menurutnya, jumlah pendaftar sebelumnya mencapai 183 orang. Namun, dalam perkembangannya sebanyak 34 orang memutuskan memilih mutasi ke daerah lain. "Ada yang mutasi ke ke Kabupaten Mojokerto, Lamongan dan Sidoarjo. Sesuai jadwal untuk kloter 29 rombongan dari Kota Mojokerto ini akan diberangkatkan pada 7 Desember 2006 nanti," katanya.

Dari jumlah yang ada tersebut terdiri atas 68 laki-laki dan 81 perempuan. Mereka seluruhnya telah dinyatakan lolos pemeriksaan kesehatan. Sehingga, tidak ada jamaah yang gagal berangkat disebabkan terkendala kesehatan. Sesuai rencana, rombongan akan diberangkatkan dari Kantor Pemkot Mojokerto sekitar pukul 06.00 langsung oleh Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Suhartono. Rombongan diharuskan sudah sampai di Asrama Haji Surabaya pukul 08.00. "Untuk pemberangkatan ke Surabaya akan menggunakan tiga bus dan dua truk untuk memuat barang," jelas dia. Sesampainya di asrama haji, mereka tidak langsung berangkat. Melainkan masih mempunyai waktu beristirahat atau mempersiapkan diri. Sebab, rombongan baru diterbangkan sekitar pukul 01.00 dini harinya. "Untuk kloter 29, akan kembali ke tanah air pada Senin 15 Januari tahun depan," ungkapnya.

Dikatakannya, dari jumlah JCH yang ada tersebut, di antaranya terdapat jamaah yang usianya tertua dan termuda. Dari jamaah laki-laki, tercatat yang tertua adalah Abdul Malik, 79 tahun, jamaah asal Wates, dan termuda adalah Rizki Suton, 21 tahun, jamaah asal Miji. Sedangkan dari jamaah perempuan tertua adalah Salamah, 78 tahun, asal Kauman dan termuda Siti Zaidah, 20 tahun, asal Jl Brawijaya.

Sebenarnya, dilihat dari jumlah pendaftar yang masuk, tercatat masih terdapat sebanyak 200 orang yang belum bisa berangkat, mereka masuk dalam daftar tunggu untuk diberangkatkan tahun depan. Meskipun tahun ini tidak ada lagi kuota untuk daerah, namun menurut Rofik, kuotanya untuk provinsi. "Sehingga, kami yang ada di daerah harus beradu kecepatan dengan daerah lainnya. Lebih cepat maka akan dapat jatah banyak. Namun, jika terlambat yang dapat sedikit," jelas dia. 

Sumber      :       Radar Mojokerto