Penderita Dbd Turun Drastis
  • Post by kota on 20 September 2006
blog-image

Penderita DBD Turun Drastis Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Mojokerto menurun drastis. Jika awal tahun jumlah penderita mencapai 48 orang, akhir bulan Agustus lalu jumlah itu menurun drastis menjadi 1 orang. Hal itu terkait dengan suksesnya program PSN 60 menit yang digagas Pemerintah Kota Mojokerto. Dan tak lepas kinerja juru pemantau jentik (Jumantik) yang dianggap sukses memantau peredaran jentik nyamuk demam berdarah disetiap rumah warga setiap Jum'at pagi. Hal itu diungkapkan Kasubdin Pencegahan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, drg Mujiwati dalam pertemuan dengan ratusan juru pemantau jentik (Jumantik) di wilayah Kecamatan Magersari, di Balai Kelurahan Balongsari, Jl. Empunala, kemarin. Mujiwati pun dengan bangga mengungkapkan bahwa keberhasilan menangkal berkembangnya nyamuk aedes Aegypti, tak lepas dari peran jumantik. "Kerja keras jumantik disetiap wilayah pantauan menyebabkan kota ini sekarang terbebas dari DBD," ujarnya. Diulasnya , bulan Januari, penderita DBD sebanyak 48 orang. Grafik itu menurun pada bulan Februari yakni 38 penderita, Maret kembali naik menjadi 59 orang penderita. Dan puncaknya, bulan April sebanyak 63 penderita. Bulan Mei, drop menjadi 28 penderita. Dan bulan Juni, bulan pencanangan 'Gerakan Jum'at Bersih dan PSN 60 menit, tercatat hingga akhir bulan sebanyak 14 penderita. Bulan Juli, turun 50 % menjadi 7 penderita. "Akhir bulan Agustus , penderita DBD hanya seorang," katanya. Kendati menuai keberhasilan lantaran penurunan angka penderita DBD, namun Mujiwati mengingatkan bahwa target 95 % bebas jentik biang DBD belum terpenuhi. "Masih terdapat beberapa wilayah kelurahan yang belum mencapai target itu," imbuhnya. Diingatkan, meski Kota Mojokerto mendapat tempat terhormat dalam hal PSN hingga dinobatkan Propinsi Jatim sebagai Kota dengan PSN terbaik, namun masih terdapat sarana umum yang harus menjadi atensi seluruh jumantik dan masyarakat yakni masih terdapatnya tempat-tempat ibadah, utamanya mushallah dan sekolah-sekolah yang berpotensi menjadi sarang DBD. "Dari temuan Jumantik, bahwa tempat ibadah dan sekolah masih terdapat jentik-jentik nyamuk aedes aegypti," ingatnya Sumber : Jatim Mandiri Penderita DBD Turun Drastis Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Mojokerto menurun drastis. Jika awal tahun jumlah penderita mencapai 48 orang, akhir bulan Agustus lalu jumlah itu menurun drastis menjadi 1 orang. Hal itu terkait dengan suksesnya program PSN 60 menit yang digagas Pemerintah Kota Mojokerto. Dan tak lepas kinerja juru pemantau jentik (Jumantik) yang dianggap sukses memantau peredaran jentik nyamuk demam berdarah disetiap rumah warga setiap Jum'at pagi. Hal itu diungkapkan Kasubdin Pencegahan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, drg Mujiwati dalam pertemuan dengan ratusan juru pemantau jentik (Jumantik) di wilayah Kecamatan Magersari, di Balai Kelurahan Balongsari, Jl. Empunala, kemarin. Mujiwati pun dengan bangga mengungkapkan bahwa keberhasilan menangkal berkembangnya nyamuk aedes Aegypti, tak lepas dari peran jumantik. "Kerja keras jumantik disetiap wilayah pantauan menyebabkan kota ini sekarang terbebas dari DBD," ujarnya. Diulasnya , bulan Januari, penderita DBD sebanyak 48 orang. Grafik itu menurun pada bulan Februari yakni 38 penderita, Maret kembali naik menjadi 59 orang penderita. Dan puncaknya, bulan April sebanyak 63 penderita. Bulan Mei, drop menjadi 28 penderita. Dan bulan Juni, bulan pencanangan 'Gerakan Jum'at Bersih dan PSN 60 menit, tercatat hingga akhir bulan sebanyak 14 penderita. Bulan Juli, turun 50 % menjadi 7 penderita. "Akhir bulan Agustus , penderita DBD hanya seorang," katanya. Kendati menuai keberhasilan lantaran penurunan angka penderita DBD, namun Mujiwati mengingatkan bahwa target 95 % bebas jentik biang DBD belum terpenuhi. "Masih terdapat beberapa wilayah kelurahan yang belum mencapai target itu," imbuhnya. Diingatkan, meski Kota Mojokerto mendapat tempat terhormat dalam hal PSN hingga dinobatkan Propinsi Jatim sebagai Kota dengan PSN terbaik, namun masih terdapat sarana umum yang harus menjadi atensi seluruh jumantik dan masyarakat yakni masih terdapatnya tempat-tempat ibadah, utamanya mushallah dan sekolah-sekolah yang berpotensi menjadi sarang DBD. "Dari temuan Jumantik, bahwa tempat ibadah dan sekolah masih terdapat jentik-jentik nyamuk aedes aegypti," ingatnya Sumber : Jatim Mandiri
Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Mojokerto menurun drastis. Jika awal tahun jumlah penderita mencapai 48 orang, akhir bulan Agustus lalu jumlah itu menurun drastis menjadi 1 orang. Hal itu terkait dengan suksesnya program PSN 60 menit yang digagas Pemerintah Kota Mojokerto. Dan tak lepas kinerja juru pemantau jentik (Jumantik) yang dianggap sukses memantau peredaran jentik nyamuk demam berdarah disetiap rumah warga setiap Jum'at pagi.
Hal itu diungkapkan Kasubdin Pencegahan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, drg Mujiwati dalam pertemuan dengan ratusan juru pemantau jentik (Jumantik) di wilayah Kecamatan Magersari, di Balai Kelurahan Balongsari, Jl. Empunala, kemarin. Mujiwati pun dengan bangga mengungkapkan bahwa keberhasilan menangkal berkembangnya nyamuk aedes Aegypti, tak lepas dari peran jumantik. "Kerja keras jumantik disetiap wilayah pantauan menyebabkan kota ini sekarang terbebas dari DBD," ujarnya.
Diulasnya , bulan Januari, penderita DBD sebanyak 48 orang. Grafik itu menurun pada bulan Februari yakni 38 penderita, Maret kembali naik menjadi 59 orang penderita. Dan puncaknya, bulan April sebanyak 63 penderita. Bulan Mei, drop menjadi 28 penderita. Dan bulan Juni, bulan pencanangan 'Gerakan Jum'at Bersih dan PSN 60 menit, tercatat hingga akhir bulan sebanyak 14 penderita. Bulan Juli, turun 50 % menjadi 7 penderita. "Akhir bulan Agustus , penderita DBD hanya seorang," katanya.
Kendati menuai keberhasilan lantaran penurunan angka penderita DBD, namun Mujiwati mengingatkan bahwa target 95 % bebas jentik biang DBD belum terpenuhi. "Masih terdapat beberapa wilayah kelurahan yang belum mencapai target itu," imbuhnya.
Diingatkan, meski Kota Mojokerto mendapat tempat terhormat dalam hal PSN hingga dinobatkan Propinsi Jatim sebagai Kota dengan PSN terbaik, namun masih terdapat sarana umum yang harus menjadi atensi seluruh jumantik dan masyarakat yakni masih terdapatnya tempat-tempat ibadah, utamanya mushallah dan sekolah-sekolah yang berpotensi menjadi sarang DBD. "Dari temuan Jumantik, bahwa tempat ibadah dan sekolah masih terdapat jentik-jentik nyamuk aedes aegypti," ingatnya
Sumber : Jatim Mandiri