blog-image


Wajar 12 Tahun Dikritik
Rencana Pemkot Mojokerto mewajibkan warganya menempuh pendidikan (wajar) 12 tahun mulai tahun depan dinilai sebagai langkah nekad. Pasalnya, APBD Kota Mojokerto tahun 2007 nanti akan banyak tersedot oleh biaya pendidikan. Selain itu, Pemkot harus berani mewujudkan Kota Mojokerto sebagai Kota Wisata Belanja.
â??Walikota dalam hal ini cukup berani dalam mengambil kebijakan wajar 12 tahun. Di tingkat nasional saja masih beberapa Kabupaten dan Kota saja yang berani mengambil program ini. Selain di Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Jembrana Bali, yang menerapkan wajar 12 tahun, Kota Mojokerto memang tergolong Kota yang berani mengambil risiko. Namun langkah yang diambil Walikota untuk saat-saat seperti ini memang tepat,â? terang Drs Budi Prasetyo, MS salah satu konsultan dari LPPM Unair yang dihadirkan dalam pembahasan RPJMD.
Pertimbangan yang harus diambil lanjut Budi, Pemkot harus menentukan target wajar 12 tahun. Mengingat tidak secara keseluruhan siswa di sekolah negeri Kota Mojokerto merupakan warga Kota Mojokerto. â??Jika program wajar 12 tahun bisa direalisasikan tahun 2007 nanti, ini merupakan langkah bagus, namun Pemkot harus menentukan target group, jangan sampai justru yang menikmati program ini adalah siswa diluar Kota Mojokerto,â? tegas Budi mengingatkan.
Ditambahkan Budi yang sekaligus Dosen FISIF Unair ini, untuk kelancaran program wajar 12 tahun, Pemkot perlu membuat regulasi mengingat besarnya anggaran yang dikeluarkan melalui APBD Kota Mojokerto. â??Jangan sampai di tengah jalan program ini malah memunculkan persoalan baru,â? ingatnya lagi.
Mengenai pembangunan pariwisata di Kota Mojokerto, Budi juga membenarkan langkah yang diambil Pemkot. Menurutnya dengan sumber daya alam yang minim, Pemkot harus mengubah Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata belanja.
â??Secara geografis, Kota Mojokerto terletak di wilayah yang strategis karena merupakan pintu masuk menuju Kota Surabaya. Untuk bidang wisata, membangun wisata belanja adalah pilihan yang tepat, Kota Mojokerto harus mengambil peluang masyarakat yang akan berwisata ke Surabaya untuk berbelanja di kota ini. Kalau mengandalkan SDA saya pikir tak mungkin. Ini terbukti Kota Mojokerto hanya punya satu obyek wisata air panas, dan kondisinya sampai saat ini pun tak bisa diharapkan,â? tambahnya lagi.
Sementara ketika ditanya perbedaan RPJMD yang lalu dengan RPJM tahun 2007 â?? 2010 ini, Budi lebih melihat pada orientasi pembangunan. â??Dalam Renstra sebelumnya , lebih mengedepankan pembangunan di bidang ekonomi. RPJMD 2007 â?? 2010 ini, saya melihat pemerintah daerah Kota Mojokerto lebih menekankan kepada peninkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan, 70 persen yang tertuang dalam RPJMD merupakan pembangunan di sektor kesejahteraan masyarakat,â? terang Budi
Sumber : Jatim Mandiri