Meningkat, Warga Jual Emas
  • Post by kota on 17 July 2006
blog-image


Hadapi Tahun Ajaran Baru
MOJOKERTO - Menjelang tahun ajaran baru, tidak hanya toko emas dan pegadaian saja yang diserbu warga. Namun sejumlah tukang beli emas lepas pun juga mengalami peningkatan omset pembelian dibandingkan hari-hari biasa.
Menurut sejumlah tukang beli emas, mereka memiliki konsumen dan jurus tersendiri agar tetap bisa eksis.
Wujud misalnya, bagi pembeli emas yang telah menjalani profesinya selama enam tahun ini mengaku yang biasa menjual emas kepadanya adalah mereka yang tidak memiliki surat. "Biasanya yang datang kepada kami, mereka yang memiliki emas tanpa surat. Atau pula, ada suratnya, namun surat luar kota sehingga malas menjualnya di tempat asal surat tersebut," kata pria yang juga sebagai jukir, kemarin.
Selain itu, termasuk konsumennya adalah pemegang emas dengan surat lama. "Orang yang punya emas dengan surat yang sudah lama sesuai pembelian emas tersebut, banyak yang menjualnya kemari. Itu menjadi salah satu konsumen kami juga," katanya.
Meski demikian, dirinya mengaku tetap mewaspadai terhadap asal muasal emas yang hendak dijual kepadanya. Langkah tersebut diambil, karena khawatir terhadap barang curian. Hal itu menyusul, emas yang dijual kebanyakan tanpa dilengkapi dengan surat. "Saya punya cara sendiri untuk mengetahui barang itu curian atau tidak," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Rohadi. Bahkan, selama sepekan terakhir menjelang ajaran baru, dirinya mengaku omsetnya mengalami kenaikan. Dirinya yang pada hari biasa rata-rata hanya 10 gram sampai 25 gram, meningkat mencapai 50 gram.
Memang menurut para pembeli emas ini, alat yang dibutuhkan selain tempat, juga timbangan dan tester. Kelengkapan seperti tester, memang sangat dibutuhkan. Sebab, untuk dapat mengetahui kadar emasnya. Emas yang sudah dibeli, selanjutnya sudah ada orang yang mengambilnya. Bahkan, dari orang yang mengambil tersebut, biasanya naik turunnya harga diketahui.
Sumber : Radar Mojokerto, Senin, 17 Juli 2006